Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Terus Menguat, Ini Penyokongnya

Kompas.com - 07/11/2018, 18:38 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam satu minggu terakhir, rupiah terus menguat terhadap dollar AS. Rupiah pun kembali di bawah Rp 15.000 per dollar AS.

Di pasar spot, data  Bloomberg  Rabu sore menunjukkan rupiah menguat 214 poin atau 1,45 persen menjadi Rp 14.590 per dollar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di posisi RP 14.764 per dollar AS, menguat dibanding sebelumnya pada 14.891.

Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, terdapat beberapa sentimen positif terhadap pasar dan memperkuat rupiah. Salah satunya yield atau imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah cukup tinggi.

Baca juga: Ekonom: Penguatan Rupiah terhadap Dollar AS Hanya Sementara

Imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah yang menjadi acuan saat ini berada pada posisi 8,175 persen.

"Kenaikan suku bunga acuan BI hingga 150 bps sementara kenaikkan FFR (Fed Fund Rate) hanya 100 bps menyebabkan spread yield SBN dibandingkan surat berharga di AS melebar," ujar Piter ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (7/11/2018).

Piter mengatakan, dengan yield yang lebih tinggi, SBN pun menjadi lebih menarik bagi investor.

Selain itu, Piter juga menjelaskan, faktor lain yang membuat rupiah menguat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir didorong adanya perkiraan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebesar sebelumnya.

"Dengan pertimbangan proyeksi inflasi AS yang akan tertahan," ujar Piter.

Selain itu, terkait perang dagang, pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping juga turut memengaruhi stabilitas rupiah meskipun tidak menjanjikan hasil yang cukup baik.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyebutkan, hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan memberikan solusi positif terhadap ketegangan perdagangan yang telah terjadi antara kedua negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

"Semua berharap positif terhadap pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping untuk memberikan paling tidak solusi yang positif sehingga dampaknya juga positif kepada emerging currency, rupiah pun mengalami penguatan," ujar Dody ketika ditemui awak media selepas acara Indonesia Risk Management Outlook 2019 di Jakarta, Selasa (6/11/2018).

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com