Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ignatius Untung
Ketua Umum idEA

Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (idEA) untuk periode 2018 - 2020.
Country General Manager Rumah123.com

Krisis Talenta di Industri Ekonomi Digital

Kompas.com - 08/11/2018, 13:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


Booming industri digital

Di sisi lain, sebuah industri yang saya sebut dengan ekonomi digital sedang tumbuh pesat. Lima merk paling bernilai di dunia menurut Majalah Forbes pun diborong sektor ekonomi digital. Sebut saja Amazon, Apple, Microsoft, Facebook, dan Google.

Hal yang menarik perhatian, Amazon dan Apple memiliki kapitalisasi market masing-masing kurang lebih sama besarannya dengan GDP Indonesia. Bayangkan, suatu perusahaan memiliki nilai yang sama dengan Indonesia yang notabene adalah sebuah negara. Lebih lanjut lagi, tiga dari lima orang terkaya di dunia pun berasal dari industri ekonomi digital.

Tak hanya jadi penonton, ekonomi digital turut berkembang pesat di Indonesia. Menurut riset Google, AT Kearney & Amvesindo, pada 2017, ekonomi digital sudah menduduki posisi tiga investasi terbesar di Indonesia, setelah industri tambang, juga minyak dan gas.

Seiring melambatnya pertumbuhan kedua kategori lainnya, sepertinya tidak butuh waktu lama bagi industri ekonomi digital untuk duduk di posisi puncak.

Tengok saja bagaimana ojek daring merajai jalan raya setiap harinya. Sebuah online travel agency yang usianya belum mencapai 7 tahun pun sudah mencatatkan omset lebih besar dibanding usaha serupa yang sudah IPO dan beroperasi selama puluhan tahun.


Fakir Talenta Terbaik

Bayangkan, dalam hitungan kurang dari 10 tahun Gojek, Tokopedia, dan Bukalapak sudah memiliki masing-masing lebih dari 2.000 karyawan dan masih terus mencari. Raksasa komunitas online Kaskus & GDP Labs mengklaim masih mencari 1.000 engineer.

Baca juga: Kenapa Unicorn Muncul di Indonesia?

Gojek bahkan harus berinvestasi di India untuk bisa mendapatkan talenta terbaik di bidang teknologi.

Di tempat berbeda, Menperin Airlangga Hartarto pernah mengklaim bahwa Indonesia butuh 17 juta talenta melek teknologi. Sementara itu, Prof Rhenald Kasali mengungkapkan bagaimana negara ini akan menghadapi ancaman pengangguran akibat automatisasi berbagai macam pekerjaan oleh mesin dan robot.

Sungguh sebuah situasi yang saling berkaitan. Kekurangan tenaga kerja di industri ekonomi digital bisa teratasi jika para calon mahasiswa punya wawasan tentang pekerjaan di sektor ini.

Andai saja data scientist, digital marketer, machine learning engineer, dan puluhan profesi lain di industri ekonomi digital sebagai opsi yang sejajar dengan dokter, pilot, dan insinyur. Terlebih profesi-profesi di industri ini mampu memenuhi check list pekerjaan ideal generasi muda sekarang yang didominasi milenial.

Ada unsur “keren”, mengutamakan kreativitas, serta fleksibilitas, dan penghasilan yang kompetitif. Jika saja bangku kuliah jurusan yang relevan dengan industri ekonomi digital terisi penuh dengan talenta dengan pemahaman pekerjaan yang sudah menunggu, maka masa depan pun terjamin.

Kampus pun akan menghasilkan lulusan berkualitas, dan permasalahan competitiveness bangsa teratasi, di samping ancaman meningkatnya angka pengangguran akibat automatisasi pekerjaan yang “diserobot” teknologi.

Semua permasalahan dan jawaban terkait hal ini tentu tidak bisa diselesaikan hanya dengan sibuk membicarakannya. Pun sekadar memformulasi kurikulum yang mengadopsi kualifikasi kemampuan industri ekonomi digital untuk tingkat perguruan tinggi bukanlah solusi jitu.

Semua harus dimulai dengan membuka mata, hati, dan pikiran anak-anak serta adik-adik kita tentang pilihan masa depan cerah yang menunggu di jalur ekonomi digital. Ada banyak profesi yang menjanjikan masa depan cerah di industri ekonomi digital, karena Indonesia dan dunia butuh tak hanya pilot, dokter, dan insinyur. (IUS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com