JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi penyumbang tertinggi tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Angkanya mencapai 11,24 persen per Agustus 2018.
Meski begitu, Menteri Tenaga Kerja ( Menaker) Hanif Dhakiri menyebut adanya kecenderungan penurunan kontribusi lulusan SMK kepada tingkat pengangguran.
"Saya kasih data, 2015 12,65 persen, pada 2016 turun jadi 11,11 persen, 2017 naik 11,41 persen sekarang 2018 jadi 11,24 persen," ujarnya dalam acara diskusi di Kantor Bappenas, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
"Jadi 2017 ke 2018 itu angkanya turun walaupun secara persentase dia lebih tinggi dibanding pendidikan yang lain," sambung dia.
Baca juga: BPS: Jumlah Pengangguran Berkurang 40.000 Orang
Hanif mengakui secara umum, masih banyak persoalan yang dihadapi oleh setiap lulusan jenjang pendidikan, termasuk lulusan SMK untuk masuk ke dunia kerja.
Dia bahkan menyebut profil ketenagakerajaan di Indonesia secara keseluruhan masih sangat menantang.
Sebab kata dia, dari 131 juta angkatan kerja pada 2018, sekitar 58 persennya merupakan lulusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Selain itu rata-rata masyarakat Indonesia mengecap pendidikan nasional hanya 8,8 tahun saja.
"Masih ada pekerjaan kita untuk meningkatkan partisipasi pendidikan formal," kata dia.
Untuk membongkar persoalan ini, Hanif menilai setidaknya perlu ada dua upaya yang harus dilakukan. Pertama, memperbaiki partisipasi pendidikan formal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.