Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita akan Melahirkan Tenaga Kerja Murah yang Tidak Produktif..."

Kompas.com - 08/11/2018, 19:37 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk mengubah profil ketenagakerjaan.

Sebab saat ini ungkap dia, tenaga kerja di Indonesia masih didominasi oleh tenaga kerja lulusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

"Jadi sekarang tugas Kemendikbud itu memperkecil jumlah tenaga kerja SMP dan SD yang angkanya tinggi itu," ujarnya dalam acara diskusi di Kantor Bappenas, Jakarta, Kamis (8/11/2018).

"Itu sebetulnya bukan bagus tetapi menyakitkan untuk menyongsong era bonus demografi. Kita akan melahirkan tenaga kerja murah yang tidak produktif," sambung dia.

Baca juga: BPS: Jumlah Pengangguran Berkurang 40.000 Orang

Partisipasi masyarakat Indonesia terhadap pendidikan formal juga masih rendah. Rata-rata partisipasinya jamu 8,8 tahun. Partisipasi terhadap pendidikan perlu digenjot.

Menurut Mendikbud, untuk membuat Indonesia menjadi negara yang maju tidak hanya dibutuhkan sumber tenaga kerja yang bisa bekerja namun juga yang memilki nilai tambah.

Kualitas sumberdaya manusia merupakan investasi besar bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju dan tidak terjebak menjadi negara middle income trap.

Saat ini kata dia, pemerintah terus mengembangkan sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan atau skill.

Salah satu yang sedang dijajaki yakni pendirian SMK-SMK khusus seiring pembangunan infrastuktur yang gencar dilakukan oleh pemerintah.

"Misalnya ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), maka harus ada SMK yang sejenis dengan KEK itu. Misalnya wisata. Kami sudah lakukan dengan Sulawesi Utara dengan membuat SMK dengan kurikulumnya mandarin karena turis yang ping banyak ke Sulawesi Utara itu dari China," kata dia.

Berdasarkan survei angkatan kerja nasional (Sakernas), lapangan kerja masih didominasi oleh pekerja berpendidikan SMP ke bawah. Pekerja berpendidikan maksimal SMP ke bawah mencapai 58,77 persen atau 72,88 juta orang.

Rinciannya, 50,46 juta pekerja berpendidikan SD, 22,43 juta berpendidikan SMP, 22,34 juta berpendidikan SMA, 13,68 juta berpendidikan SMK, 3,46 juta berpendidikan diploma dan 11,65 juta berpendidikan di atas diploma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com