Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Rupiah Menguat dan Jaringan First Media Terancam Dicabut

Kompas.com - 09/11/2018, 07:01 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terus menguat hingga meninggalkan level Rp 15.000 per dollar AS. Hal ini diapresiasi berbagai pihak.

Berita mengenai menguatnya rupiah terhadap dollar AS menjadi yang terpopuler sepanjang hari kemarin, Kamis (9/11/2018). Selain itu ada juga berita mengenai kebiasaan orang miskin yang justru disiplin membayar cicilan.

Berita lainnya adalah mengenai terancamnya pencabutan jaringan First media oleh pemerintah lantaran perusahaan milik Lippo Group tersebut tidak membayar iuran selama 3 tahun.

Berikut rangkuman 5 berita terpopuler:

1. Dollar Terus Anjlok, Dipicu Hasil Pemilu di AS?

Selama sepekan terakhir, rupiah terus menguat terhadap dollar AS. Rupiah telah menguat 2,49 persen terhadap dollar AS pada pekan perdagangan ini. Tak hanya itu, rata-rata mata uang global juga menguat seiring dollar AS yang melemah.

Namun pelemahan dollar AS akibat perkiraan pasar bahwa Demokrat akan memegang kendali dan menghambat kebijakan Presiden AS Donald Trump. Selengkapnya buka di sini

2. “Orang Miskin Itu Disiplin dalam Membayar Cicilannya..."

Perputaran uang Koperasi Mitra Dhuafa (Komida) tahun ini mencapai Rp 1,5 triliun. Dana tersebut berasal dari 560.000 anggotanya di 12 provinsi di Indonesia. Ketua Pengurus Komida Slamet Riyadi mengatakan, koperasinya fokus pada pemberdayaan perempuan miskin yang tidak bisa mengakses perbankan

Selain itu, sambung Slamet, tidak ada lagi persyaratan lainnya. Bahkan, tidak perlu fotokopi KTP ataupun kontrak tertulis. Selebihnya baca di sini

3. Jaringan Terancam Dicabut, First Media Gugat Kominfo

PT First Media Tbk (KBLV) menggugat Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo) di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta.

"Pada 2 November 2018, perseroan telah mengajukan gugatan TUN terhadap Direktur Operasi Sumber Daya, dalam hal ini Ditjen SDPPI Kominfo di PTUN Jakarta," tulis Corporate Secretary First Media Shinta Paruntu dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (6/11/2018).

Sebelumnya sejak 2016, First Media belum membayar biaya hak penggunaan spektrum. Nilai per tahunnya itu sekitar Rp 136 miliar, ditambah bunga dan denda totalnya hampir Rp 500 miliar, untuk tunggakan selama tiga tahun. Selebihnya baca di sini

4. Buwas Curiga Pedagang Nakal Ubah Kualitas Beras Medium Jadi Premium

Kepala Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) Budi Waseso menduga ada permainan dalam rantai distribusi beras ke pelanggan. Ia melihat ada indikasi pedagang nakal yang mengemas beras kualitas medium menjadi beras premium. Harga setara beras premium, namun kualitas setara beras medium. Selengkapnya baca di sini

5. Berapa Banyak Uang yang Anda Butuhkan untuk Disebut Orang Kaya?

Untuk berada di antara 10 persen orang kaya teratas global, ternyata tidak membutuhkan uang sebanyak yang Anda pikirkan. Menurut Laporan Kekayaan Global 2018 dari Credit Suisse Research Institute, Anda bahkan tidak perlu enam digit angka dalam besaran dollar AS.

Credit Suisse melaporkan, kekayaan bersih 93.170 dollar AS cukup untuk membuat Anda lebih kaya dari 90 persen orang di seluruh dunia. Lembaga ini mendefinisikan kekayaan bersih, atau "kekayaan," sebagai "nilai aset keuangan ditambah aset nyata (terutama perumahan) yang dimiliki oleh rumah tangga, dikurangi utang mereka. Selengkapnya baca di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com