Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Panser, Pindad Gandeng Perusahaan Republik Ceko

Kompas.com - 09/11/2018, 18:35 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pindad (Persero) mengenalkan sebuah panser hasil kerja sama dengan Ceko di ajang Indo Defence 2018 Expo & Forum. Panser ini merupakan hasil pengembangan panser Steyr Pandur II 8x8 produksi perusahaan pertahanan asal Ceko, Czechoslovak Group (CSG).

Manajer Umum Kendaraan Khusus Pindad Agus Edy Suprihanto mengatakan, kelebihan panser ini adalah mampu berenang dan memiliki kemampuan mobilitas yang tinggi.

"Kemudian dia mampu bawa pasukan lebih dari 12 orang. Yang jelas untuk infanteri kaliber 30 mm itu yang pertama kali kita lakukan," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/11/2018).

Menurut Agus, panser ini masih berupa purwarupa atau prototype saja dan belum diproduksi secara massal. Ia pun berharap produksi panser ini dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Dia menginginkan produksi panser ini dilakukan di dalam negeri, karena sebagai BUMN, Pindad telah memiliki kapasitas yang cukup untuk memproduksi panser 8x8.

Hingga saat ini, panser terbaik yang diproduksi Pindad adalah APS-3 Anoa yang merupakan panser 6x6 alias enam roda saja. Panser 8x8, disebutnya memiliki karakteristik yang berbeda dengan panser 6x6, khususnya dalam pengembangan untuk memasang canon kaliber 105.

Karenanya, jelas Agus, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Ceko untuk memproduksi panser 8x8.

"Jadi kita tidak hanya bicara produksi saja, tapi transfer of knowledge bagi Pindad menjadi sangat penting khusunya dibidang kendaraan 8x8," kata Agus.

Proses kerja sama antara CSG dengan pihak militer Indonesia telah terjalin sejak 2016 lalu. Pandur II 8x8 adalah satu di antara tiga produk CSG yang dibeli TNI pada saat itu.

Pembelian ini pun disertai oleh kesepakatan alih teknologi atau transfer of technology (ToT) di antara kedua negara.

"Dalam realisasinya kami join production. Dari sisi kematangan desain sudah ada di pihak CSG. Untuk kebutuhan di Indonesia Pindad produksinya di bawah supervisi dari pihak CSG," ucap Agus.

"Kemudian navigasinya kita bisa saat ini untuk infanteri menggunakan senjata kaliber 30 mm," sambungnya.

Agus menambahkan, proses pembuatan panser ini relatif membutuhkan waktu yang cukup lama karena untuk mendatangkan komponen utama saja bisa menghabiskan waktu sampai 9-11 bulan. Karenanya, produksi ini disebutnya sangat bergantung pada rantai pasok

"Ini tahun pertama, tahun kedua akan lebih pendek lagi waktunya karena strategi supply chain akan lebih mudah. Kita sudah pesan dua tahun misalnya untuk konsep produksi sehingga kemudahan untuk merakit ditahun kedua akan lebih cepat," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Operasional CSG Indonesia, Ashar Sjarfi menyerahkan nama panser ini kepada Pindad.

"Namanya belum diresmikan oleh Pindad, basisnya adalah Pandur II 8x8 dari Ceko yang sudah dikembangkan bersama Pindad dari 2016," ujar Ashar.

Ketika ditanya soal harga, Agus dan Ashar sama-sama enggan menyebutnya. Keduanya sepakat jika masalah harga akan diumumkan pada lain kesempatan.

Rencananya Pindad akan memproduksi panser tersebut sebanyak 250 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com