Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi di TEI Tembus Rp 127 Triliun, Mendag Optimistis Target Ekspor Nonmigas Terlampaui

Kompas.com - 10/11/2018, 17:32 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita optimistis target eskpor nonmigas tahun ini dapat dicapai, bahkan terlampaui. Yakni pada angka 11 persen.

Keyakinan ini berdasar pada nilai transaksi yang dibukukan pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 di International Convention Exhibition di Tangerang, Banten pada 24—28 Oktober lalu. Pameran ekspor terbesar di Indonesia tersebut membukukan nilai transaksi sebesar 8,49 miliar dollar AS atau senilai Rp 127,33 triliun. Nilai ini meningkat lima kali lipat dibanding target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 1,5 miliar dollar AS.

“Capaian ini semakin meningkatkan optimisme pencapaian target ekspor nonmigas 2018 sebesar 11 persen atau setara 169,82 miliar dollar AS,” ungkap Mendag Enggartiasto Lukita dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/11/2018).

Mendag menjelaskan, transaksi yang terjadi selama TEI 2018 meliputi transaksi perdagangan, pariwisata, dan investasi. Transaksi perdagangan terdiri dari transaksi produk (berupa barang dan jasa) sebesar 2,77 miliar dollar AS.

Baca juga: Trade Expo Indonesia Targetkan Kontrak Dagang 5,19 Miliar Dollar AS

Rincian transaksi produk meliputi transaksi perdagangan barang sebesar 1,456 miliar dollar AS yang berasal penandatanganan kontrak dagang/MoU (811 juta dollar AS), transaksi di stan pameran (507,26 juta dollar AS), misi dagang lokal (85,68 juta dollar AS), business matching (51,64 juta dollar AS), serta kuliner dan pangan nusantara (0,68 juta dollar AS).

Sementara transaksi perdagangan jasa sebesar 1,31 miliar dollar AS. Kemudian transaksi investasi dan pariwisata masing-masing berhasil membukukan nilai sebesar 5,55 miliar dollar AS dan 170,5 juta dollar AS.

Untuk misi pembelian, selama penyelenggaraan TEI ke-33 terjadi kesepakatan dagang sebanyak 78 kesepakatan dengan total nilai kontrak sebesar 6,52 miliar dollar AS. Nilai tersebut terdiri dari transaksi investasi, produk, jasa pariwisata, dan perjalanan ibadah. Nilai ini meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 231,87 juta dollar AS.

Kesepakatan dagang tersebut berasal dari 29 negara yaitu Korea Selatan, Australia, Arab Saudi, Belgia, Prancis, Austria, China, Belanda, Spanyol, Meksiko, Thailand, Chile, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Filipina, Brasil, Inggris, Jerman, Mesir, Italia, Hongkong, Uni Arab Emirat, Irak, Jordania, Nigeria, Zimbabwe, Taiwan, Palestina, dan Jepang.

Sementara itu, untuk kegiatan business matching telah menghasilkan sebanyak 222 transaksi potensial dengan nilai mencapai 51,64 juta dollar AS. Negara dengan total potensi transaksi terbesar adalah Bulgaria (18,66 juta dollar AS), Aljazair (9,42 juta dollar AS), Oman (8,05 juta dollar AS), Malaysia (5,40 juta dollar AS), dan Bosnia (1,27 juta dollar AS).

“Hal tersebut menunjukkan eksportir Indonesia mampu meyakinkan para buyers mancanegara untuk bertransaksi di tengah persaingan global yang semakin ketat. Artinya, eksportir mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan selera pasar, berdaya saing tinggi dengan harga yang kompetitif, serta sikap profesional yang menumbuhkan kepercayaan dari kalangan buyers internasional,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com