JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, inflasi hingga minggu kedua November 2018 masih dalam batas yang aman. Hal tersebut berdasarkan survei pemantauan harga oleh BI yang mencatat inflasi hingga minggu kedua November 2018 sebesar 0,17 persen dibandingkan bulan lalu.
"Semua barang-barang terkendali, baik harga pangan maupun inflasi inti cukup terkendali," ujar Perry di kompleks BI, Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Secara year to date, inflasi sebesar 2,4 persen. Melihat angka-angka tersebut, Perry meyakini hingga akhir tahun inflasi masih dalam batas aman di bawah yang ditargetkan.
"Ini mengonfirmasi kami bahwa inflasi akhir tahun sekitar 3,2 persen," kata Perry.
Perry menganggap angka tersebut merupakan capaian yang menggembirakan. Hal ini bisa dicapai dengan adanya koordinasi yang baik antara pemerintah dan BI dalma pengendalian inflasi.
"Kami sama-sama mengelola kecukupan bahan, juga bagaimana keseimbangan permintaan agregat dan penawaran agregat," kata Perry.
Pada Oktober 2018 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, data indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Angkanya lebih besar dibandingkan September 2018 yang mengalami deflasi 0,18 persen. Penyebab utamanya adalah kenaikan harga cabai merah, bensin, dan sewa rumah.
Penyumbang tertinggi inflasi Oktober 2018 yakni komponen pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan BBM dengan inflasi 0 ,42 persen dan andil ke inflasi Oktober 0,10 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.