Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Beberapa Investasi ala Milenial Indonesia

Kompas.com - 17/11/2018, 06:06 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Milenial kerap dianggap sebagai generasi yang sulit untuk melakukan investasi. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan untuk gaya hidup kerap kali tak sesuai dengan kemampuan atau gaji yang diterima milenial, terutama mereka yang baru pertama kali kerja dan mendapatkan pendapatan tetap. Belum lagi memperhitungkan biaya hidup bagi mereka yang merantau.

Perencana Keuangan Prita H Ghozie mengatakan, seharusnya, investasi disisihkan di awal ketika menerima gaji. Porsinya, 10 persen dari penghasilan.

"Baru biaya hidup menyesuaikan," ujar Prita ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (16/11/2018).

Sebenarnya, stigma milenial yang dianggap sulit untuk berinvestasi tak melulu benar. Pasalnya, semakin banyak pilihan untuk investasi di era digital ini. Mulai dari menabung di bank hingga investasi dengan instrumen investasi seperti reksa dana hingga saham.

Baca juga: Ini Pekerjaan yang Paling Banyak Dicari dan yang Kurang Diminati para Milenial

Sebagai contoh, Karolina (23), wanita yang bekerja sebagai guru di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Jakarta ini menabung dengan cara tarikan auto debet setoran bulanan dari rekening tabungan yang dia miliki.

Menurut dia, dengan tarikan auto debet ini dirinya tidak akan usil mengambil dana yang dia miliki untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya konsumtif. Tak tanggung-tanggung, Karolina menabungkan sebesar 25 persen dari gaji yang dia dapatkan.

"Iya, soalnya untuk tabungan menikah dan beli rumah," ujar Karolina kepada Kompas.com.

Selain itu ada pula Pudhika (24) yang memilih untuk melakukan investasi reksa dana lewat perbankan. Pudhika mengaku telah melakukan investasi reksa dana melalui bank selama satu tahun, dan mengambil dua produk, yaitu reksa dana pasar uang dan reksa dana campuran.

"Yang pasar uang karena dia lebih tinggi dari pada bunga deposito. Kalau yang campuran, ya sama sih profitnya lebih banyak, tapi kan ini risikonya juga lebih tinggi, jadi aku bagi dua gitu," ujar Pudhika.

Pudhika yang bekerja sebagai karyawan swasta ini pun menyisihkan 10 persen hingga 20 persen pendapatannya untuk berinvestasi di reksa dana. Namun, dirinya juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan investasi dengan instrumen lain.

"Aku sebenernya baru mencari investasi yang enggak ribet dan menguntungkan," jelas Pudhika.

Adapula Erdita (22) yang memilih untuk investasi dengan emas. Sebab menurut dia, investasi dengan emas tak mudah untuk dicairkan. Sehingga, dirinya tak mudah tergoda mencairkan emasnya untuk hal-hal konsumtif.

Adapun Prita menambahkan, selain investasi, sebaiknya milenial juga menabung untuk dana darurat sebesar 5 persen dari pendapatan. Milenial juga sebaiknya membedakan antara biaya hidup dengan gaya hidup di pos terpisah. Sehingga nantinya bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

"Biaya hidup itu lebih ke yang essential such as kost, makan, transport, pulsa," jelas Prita.

Prita juga menyatakan pentingnya pencatatan keuangan agar milenial dapat memetakan pengeluarannya sehingga memiliki sistem pengelolaan keuangan yang lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com