Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald Kasali: Disrupsi Teknologi Itu Pasti

Kompas.com - 19/11/2018, 20:21 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia (UI) Rhenald menuturkan, disrupsi teknologi di berbagai sektor, akan mengubah pola dan gaya hidup masyarakat sehari-hari.

Saat ini industri yang sudah mulai bergeser karena pesatnya perkembangan teknologi adalah industri keuangan. Hal ini ditandai dengan maraknya berbagai fintech yang bermunculan beberapa tahun terakhir.

Rhenald menyebutkan, fintech ini kemungkinan besar akan menyusutkan tenaga kerja di industri keuangan.

"Contohnya, bank-bank sudah mengurangi membuka kantor cabang. Nasabah juga sudah mulai jarang ke kantor cabang, nantinya teller sudah tidak diperlukan," ujar Rhenald pada acara INTEGRA 2018 di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Senin (19/11/2018).

Industri keuangan lama-lama akan menyesuaikan dengan keadaan ini. Tentunya, dengan pergeseran lingkup pekerjaan yang terjadi karena perkembangan teknologi.

"Perlahan akan menjadi kurang efisien (banyak karyawan di bank), laporan keuangannya pun akan mengalami perubahan. Dalam jangka pendek, fintech akan naik, sampai fintech mulai optimal, lapangan kerja di bank akan mulai berkurang," jelas Rhenald.

Selain itu, gerakan mengurangi uang tunai atau cashless yang semakin digalakkan juga akan menambah kuat posisi digitaliasi industri. Bahkan, diproyeksikannya akan menggeser keberadaan anjungan tunai mandiri (ATM) ke depannya.

"Sekarang belum sepenuhnya yang mengurangi pekerja, ekspansi juga tidak. Buka kantor cabang baru juga tidak, jadi nanti mesin ATM ke depan juga akan hilang," papar dia.

Tak ayal, Rhenald menyebut bahwa tahun depan industri keuangan akan berdarah-darah karena sekarang sudah ada 200-an fintech baru. Sedangkan, aturan masih belum jelas

"Mereka sudah mulai kumpulkan uang dari masyarakat," imbuh dia.

Kemudian, untuk terus bertahan ditengah gempuran digital, bank-bank tersebut diperkirakan akan menggandeng fintech. 

"Bank mulai akan rangkul fintech. Mereka bisa dikerjakan dari rumah atau dari kedai kopi yang hanya menggunakan teknologi," ujar dia.

Diandaikannya, ada 200 fintech dan masing-masing butuh 30 orang saja sudah menyerap 6.000 pekerja dengan tanpa banyak bank yang membuka kantor cabang.

Oleh karena itu, Rhenald menegaskan agar ada upskilling dan retraining kepada tenaga kerja agar mereka bisa memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan era teknologi nan serba digital.

"Pekerjaan-pekerjaan yang kita kenal pada abad ke-20, perlahan-lahan bisa digantikan oleh pekerjaan-pekerjaan baru berbasis teknologi,” tandas dia.

Namun, walaupun terjadi distrupsi, masih akan ada pekerjaan dengan "cara lama" yang masih dibutuhkan, tapi dibarengi juga dengan meningkatkan kemampuan dan adaptasi terhadap teknologi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com