Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Persen Serat Kelapa Dipasarkan ke Mancanegara

Kompas.com - 20/11/2018, 06:00 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 90 persen serat kelapa yang diolah Koperasi Produksi Mitra Kelapa (KPMK), Pangandaran, Jawa Barat, dikirim ke mancanegara. Ekspor ini sudah berlangsung sejak awal 2017 lalu.

Ketua KPMK, Yohan Wijaya mengatakan, selama ini masyarakat belum tahun cara mengolah sabut kelapa menjadi serat. Bahkan, tak jarang pula mereka menganggap sabut kelapa adalah sampah dan limbah.

"Kalau masyarakat kebanyakan membuang dan dibakar," kata Yohan di Jakarta, Senin (19/11/2018).

Yohan menjelaskan, selain diekspor, serat yang telah diolah atau diproses juga dipasarkan di dalam negeri. Biasanya, serat-serat ini dibuat untuk sejumlah produk rumah tangga, seperti sapu, keset, tambang, dan lain-lain.

Akan tetapi, sangat berbeda dengan yang pemasok di luar negeri.

"Kalau sudah diekspor mereka (mengolahnya) menjadi jok lalu kesetnya pun sudah yang bagus," ungkapnya.

Baca juga: Serat Kelapa Kini Bukan Lagi Sampah dan Limbah

Meskipun demikian, Yohan tidak menyebutkan berapa nilai transaksi yang terjadi atau dijalin dengan pemasok luar negeri selama setahun. Ia pun tak menjelaskan pendapatan dan keuntungan yang diperoleh, akan tetapi jumlah ekspornya terus meningkat seiring perjalanan.

"Serat 30 kontainer per tahun (diekspor ke) China," sebut dia.

Selian mengekspor ke pasar internasional, lanjut Yohan, kini pihak telah menjalin kerjasama dengan PT Rekadya Multi Adiprima (RMA). Mereka menjadi pemasok utama serat kelapa sebanyak 300 ton per tahun.

"(Mulai sejak MoU) kemarin dan berharap seterusnya. Ada jangka waktu pembaharuan lima tahun tapi kan di tengah jalan harus di evaluasi ya, kita fleksibel," tuturnya.

Hingga kini, KPMK baru bisa memenuhi sekitar 60-70 persen serat kelapa dari 100 persen target yang diminta RMA. Akan tetapi mereka akan memenuhi pasokan itu secara penuh mulai Januari 2019 mendatang.

"Kita sudah persiapkan tempat-tempat atau area produksi yang lain. Kita bisa supply 300 ton, ini dibantu juga oleh mereka (RMA) untuk menyiapkan lahan, bangunan, dan alat produksi," tambahnya.

Diketahui, Indonsesia merupakan salah satu penghasil buah kelapa terbesar di dunia saat ini. Sehingga potensi serat kelapa jadi industri baru dinilai sangat besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com