Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moody's: Kondisi Ekonomi Negara Berkembang Relatif Stabil di 2019

Kompas.com - 20/11/2018, 12:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Service menyatakan outlook perekonomian negara-negara berkembang akan relatif stabil pada tahun 2019. Meski ekonomi dilanda beragam gejolak, namun banyak negara berkembang cukup resilien dalam menghadapi gejolak tersebut.

Moody's merilis laporannya pada pekan lalu. Asesmen Moody's terhadap prospek ekonomi negara-negara berkembang didasarkan pada kuatnya neraca, pertumbuhan domestik, dan kebijakan yang suportif.

Hal-hal tersebut akan melindungi negara-negara berkembang dari sejumlah tantangan, antara lain perlambatan ekonomi global, kenaikan suku bunga, proteksionisme perdagangan, dan ketegangan geopolitik.

Dikutip dari CNBC, Selasa (20/11/2018), meskipun demikian, Moody's juga melontarkan peringatan kepada negara-negara berkembang, yakni tekanan kredit dapat mengemuka bagi negara-negara dengan ketidakseimbangan makroekonomi atau peningkatan risiko politik. Moody's juga menekankan pada negara-negara yang sangat bergantung pada pembiayaan internasional.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Lebih Cepat Dibanding Negara Maju di 2020

Namun begitu, Moody's menyebut pula bahwa output perekonomian akan berbeda di antara negara-negara berkembang, bergantung pada perbedaan spesifik ekonomi, institusional, dan demografi.

Di kawasan Asia Pasifik, Moody's menyatakan bahwa sumber utama risiko adalah ketegangan perdagangan dan mengetatnya kondisi finansial. Reformasi yang terjadi di kawasan itu telah menaikkan bantalan cadangan devisa.

Namun, perang dagang AS-China akan menghantam banyak negara di Asia Pasifik dalam hal rantai pasok, termasuk negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan, seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Baca juga: Perang Dagang Diprediksi Hingga 2024, Indonesia Harus Ambil Peluang

Adapun negara-negara Amerika Latin diproyeksikan bakal pulih dari rendahnya pertumbuhan ekonomi selama periode 2016-2017. Moody's menyatakan, pemerintahan baru di Brasil dan Meksiko akan membuat arah kebijakan lebih jelas pada tahun 2019.

Akan tetapi, Moody's menyoroti Argentina yang menjadi beban bagi perekonomian Amerika Latin. Sepanjang tahun ini, nilai tukar mata uang peso Argentina anjlok hampir 50 persen terhadap dollar AS dan inflasi menembus level dua digit.

Moody's memprediksi produk domestik bruto (PDB) riil Argentina akan merosot 1,5 persen pada tahun 2019. Ini sejalan dengan negara tersebut menghadapi skandal korupsi dan pemilu presiden.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com