JAKARTA, KOMPAS.com - Di zaman yang serba digital saat ini, memperoleh pinjaman secara online menjadi hal mudah. Hal ini diungkapkan oleh Direktur OneShildt Financial Planning Budi Raharjo dimana biasanya digunakan oleh generasi millenial.
"Baik untuk simpanan maupun pinjaman dan akhir-akhir ini yang marak adalah pinjaman online peer-to-peer (P2P) lending," ujar Budi kepada Kompas.com, Senin (19/11/2018).
Namun, di sisi lain, kemudahan ini harus diikuti pula dengan kemampuan untuk menimbang keputusan menggunakan pinjaman tersebut.
"Artinya harus tahu kapan keputusan meminjam uang tersebut akan menjadi keputusan yang positif dan bermanfaat dan jangan sampai pinjaman itu akhirnya membawa masalah ke depannya," tegas Budi.
Baca juga: Millenial, Ingat Ini soal Cicilan dan Utang
Budi pun membagikan tipsnya kepada Kompas.com untuk millenial yang ingin meminjam dana utamanya lewat fintech P2P lending.
1. Menetapkan tujuan melakukan pinjaman
Ketika meminjam uang, tentukan terlebih dahulu apakah untuk pinjaman produktif atau konsumtif. Setelah itu, harus memahami konsekuensinya, yakni harus mengembalikan berikut bunganya.
"Jangan sampai setelah meminjam, akhirnya bunga beserta pinjamannya akhirnya menjadi biaya dan dampaknya tidak produktif, dalam artian tidak menghasilkan keuntungan secara finansial," ujar dia.
2. Memeriksa kemampuan mencicil
Para perencana keuangan umumnya merekomendasikan kemampuan total cicilan terhadap penghasilan sekitar 30-35 persen untuk cicilan utang produktif.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.