BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sampoerna

Dengan Pemberdayaan Berkelanjutan, Ritel Tradisional Siap Bersaing!

Kompas.com - 21/11/2018, 19:00 WIB
Anissa DW,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ibarat keadaan tubuh, bisnis ritel tradisional Tanah Air sedang dalam kondisi ‘tak enak badan’. Keberadaan peritel modern pelan-pelan menggerus mereka.

Tengok saja, orang lebih suka datang ke minimarket dibandingkan warung-warung kecil. Padahal, barang yang dicari, misalnya saja, hanya satu kantong kecil garam atau mie instan.

Begitu juga keadaan peritel berskala besar. Zaman sekarang, orang lebih pilih swalayan dibandingkan belanja ke pasar tradisional.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam artikel yang dimuat pada Kompas.com, Rabu (4/10/2017), mengatakan, keberadaan warung (peritel tradisional) dan pasar tradisional saat ini memang semakin tersaingi dengan kehadiran ritel modern yang cukup masif.

Enggartiasto memaparkan tiga faktor yang menggerus keberadaan ritel tradisonal. Pertama, karena tidak mendapat akses sumber barang yang sama. Kedua, tidak adanya akses modal. Ketiga, kondisi tempat berjualan yang terbatas, seperti tidak ber-AC, becek, dan bau.

Mencari jalan keluar

Keadaan itu akan semakin memburuk, kalau saja peritel tradisional tak segera mencari jalan keluar.

Ketut Suarjana, salah satu pelaku Usaha, Kecil, dan menengah (UKM) dari Desa Seririt, Singaraja, Bali, pernah mengalami hal tersebut.

Usaha yang dibangun Ketut berada di ujung tanduk. Di tengah kondisi hampir putus asa, ia mendapat akses untuk bergabung dengan Sampoerna Retail Community (SRC)—program kemitraan untuk pembinaan usaha kecil dari PT HM Sampoerna Tbk

Kendala yang dihadapinya kemudian mendapat jalan keluar. Dalam program SRC, ia dibina mulai dari perapihan toko, strategi pemasaran, sampai manajemen keuangan. Hal-hal itu sebelumnya jauh dari pikiran dia.

Program Sampoerna Retail Community (SRC) mendukung pemberdayaan UKM, khususnya peritel tradisional, untuk pengembangan ekonomi masyarakat dan menumbuhkan semangat kewirausahaanDok. Sampoerna Retail Community Program Sampoerna Retail Community (SRC) mendukung pemberdayaan UKM, khususnya peritel tradisional, untuk pengembangan ekonomi masyarakat dan menumbuhkan semangat kewirausahaan
Ketut sudah menemukan solusi atas masalahnya. Saat ini, dia bersama toko-toko lain yang juga bergabung dengan SRC akan terus merajut dan merawat jaringan melalui pengembangan ekonomi kerakyatan dan kontribusi positif bagi sesama.

Ketut tak ingin sukses sendiri. Oleh karena itu, sebagai bagian dari SRC dia berbagi kesuksesan dan ikut membina peritel lain di kawasan Singaraja, Bali. Semangat berbagi yang sama juga dimiliki oleh lebih dari 60.000 mitra SRC yang tesebar di seluruh penjuru Indonesia.

Sampoerna mendukung pemerintah dalam membangun dasar ekonomi kerakyatan melalui SRC yang berperan dalam pemberdayaan UKM, khususnya pelaku retail tradisional. Salah satu perwujudan komitmen itu kemudian akan diwujudkan dalam acara akbar Pesta Retail Nasional (PRN) yang akan diselenggarakan pada Kamis (22/11/2018) di ICE BSD, Tangerang.

Melalui tiga misi Utama PRN, yakni “Ayo Maju, Ayo Bersama, Ayo Berbagi” Sampoerna senantiasa mengambil peran aktif yang memberikan dampak peningkatkan kualitas bagi mitra anggota serta masyarakat luas.

Rangkaian aktivitas di PRN ini akan memberikan edukasi melalui pengalaman riil mengenai ekosistem komersial, PRN menampilkan replika toko retail tradisional dan simulasi pembinaan.

Sebanyak 3.000 perwakilan SRC dari 34 provinsi akan mendapat pengetahuan mengenai peran SRC dalam membangun sosial ekonomi dan keterlibatan semua lini untuk memperkuat jaringan komunitas SRC. Harapannya, ada manfaat positif yang lebih besar lagi bagi para pelaku UKM lainnya.

Ayo Maju Bersama! #AYOUKMINDONESIA


Terkini Lainnya

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com