Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS Prediksi Likuiditas Perbankan Tetap Ketat hingga Akhir Tahun

Kompas.com - 21/11/2018, 20:03 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melihat adanya risiko pengetatan likuiditas perbankan hingga akhir tahun 2018. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya pertumbuhan kredit sebesar 12,69 persen secara tahunan (yoy) pada bulan September 2018.

Sementara itu, pada periode yang sama, dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh 6,6 persen.

Pertumbuhan kredit yang kembali naik pada September lalu kembali menegaskan pola lanjutan pertumbuhan dari bulan sebelumnya sehingga rasio kredit terhadap DPK atau loan to deposit ratio (LDR) industri naik ke 93,39 persen.

"Pertumbuhan kredit yang relatif lebih tinggi ini adalah cerminan kondisi likuiditas perbankan yang cenderung ketat," sebut LPS dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (21/11/2018).

LPS pun mencatatkan, LDR tertinggi terjadi pada kelompok bank BUKU III yang melampaui 103 persen, sehingga berpotensi mendorong persaingan tingkat bunga yang lebih tinggi antar bank.

Baca juga: Perkuat Likuiditas Perbankan, BI Longgarkan Aturan GWM

Pertumbuhan kredit pun diprediksi masih akan meningkat, namun tidak berlangsung lama karena beberapa faktor risiko seperti terbatasnya pertumbuhan DPK dan potensi naiknya bunga kredit akibat kenaikan bunga acuan.

"Di sisi lain, pertumbuhan DPK diperkirakan akan tetap tumbuh lebih rendah di tengah proses penyesuaian bunga simpanan yang masih terjadi," lanjut keterangan tertulis tersebut.

Adapun pertumbuhan kredit dan DPK tahun ini diperkirakan masing-masing sebesar 11,5 persen dan 7,2 persen sehingga LDR perbankan akan berada di sekitar 93,2 persen.

Selain itu, LPS juga mencatatkan rata-rata bunga deposito rupiah (dihitung dengan rata-rata bergerak 22 hari) bank benchmark LPS pada akhir Oktober 2018 mencapai 5,95 persen, naik 17 basis poin (bps) dari posisi akhir September 2018.

Baca juga: BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen

Hal yang sama terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang naik 9 bps ke posisi 4,93 persen dan suku bunga maksimal yang naik 26 bps ke level 6,98 persen.

"Sementara, bunga deposito valas pada periode yang sama juga mengalami kenaikan, untuk rata-rata naik 10 bps dan maksimal naik 15 bps. Kenaikan suku bunga simpanan terjadi pada semua kelompok bank namun dominan dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga di kelompok BUKU 3 dan 4 yang naik lebih tinggi," lanjut LPS dalam keterangan tertulisnya.

Ruang kenaikan lanjutan bunga simpanan perbankan ke depan masih ada,namun sudah mendekati optimal khususnya untuk suku bunga maksimal. Akan tetapi, tren kenaikan ini dapat berlanjut jika peningkatan bunga acuan kembali dilakukan.

Di sisi lain, bunga simpanan valas diperkirakan juga akan ikut naik di tengah masih adanya gap antara bunga simpanan onshore dan kenaikan lanjutan Fed Rate di bulan Desember.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com