Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silang Sengkarut Tol Jakarta-Cikampek...

Kompas.com - 22/11/2018, 10:04 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selasar Telkom Landmark Tower Jakarta sudah ramai saat Fritz (27), menggerutu soal kemacetan parah di Tol Jakarta-Cikampek.

Baju merah polos yang ia kenakan, nampak basah oleh keringat yang tak henti keluar dari pori-porinya. Sesekali ia telan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang kering.

Malam itu, ia baru saja tiba setelah 14 jam lebih melibas aspal Trans Jawa sepanjang 796 km dari Surabaya-Jakarta. Sebenarnya lebih dari separuh perjalanan, Fritz begitu nyaman menikmati aspal Trans Jawa.

Namun di sisa puluhan kilometer jelang finis, kemacetan parah di Tol Jakarta-Cikampek, membuat suasana hatinya berubah. Lelah pun bercampur dongkol.

Sejak beberapa bulan lalu, kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek memang kian parah. Selain banyaknya truk logistik besar, arus lalu lintas terganggu akibat banyaknya proyek pembangunan di tol tersebut.

Sebut saja proyek tol layang Jakarta-Cikampek, proyek pembangunan light rail transit (LRT) Jabodebek hingga konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Baca juga: Penghentian Pengerjaan Proyek Kereta Cepat dan LRT Jabodebek Hanya di Area Ini

Maaf, sabar...

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Desi Arryani mengakui, jalan tol yang menjadi bagian trans Jawa masih memiliki hambatan, salah satunya yakni kemacetan parah di Tol Jakarta-Cikampek.

Desi pun menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna jalan tol akibat kemacetan parah yang terjadi.

"Jakarta-Cikampek kan masih seperti ini ya. Bapak-ibu mohon maaf Jakarta-Cikampek masih crowded luar biasa," ujarnya di Surabaya, Minggu (11/11/2018).

Meski begitu Desi menekankan pentingnya pembangunan tol layang Jakarta-Cikampek untuk memecahkan persoalan kemacetan di ruas tol tersebut yang sudah parah.

Bila pembangunan tidak dilakukan kata Desi, kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek bisa kian parah. Terlebih jumlah kendaraan terus bertambah setiap tahunnya.

AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Dwimawan Heru kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (19/11/2018) mengatakan, pihaknya menargetkan Tol Layang Jakarta-Cikampek sudah dioperasikan secara fungsional pada saat mudik Lebaran 2019.

Menurut Heru, proyek pembangunan tol yang menyambungkan Cikunir hingga Karawang Barat sepanjang kurang lebih 38 km itu sudah mencapai sekitar 55 persen.

Jasa Marga tidak menutup mata pengerjaan proyek pembangunan tol yang ditarget rampung pada Maret 2019 itu membuat arus lalu lintas di tol tersebut macet parah.

Meski demikian, Jasa Marga meminta masyarakat pengguna Tol Jakarta-Cikampek untuk sabar. Sebab, pembangunan jalan tol layang itu sangat penting ke depan.

"Jadi mohon bersabar, kami akan menjadikan kondisi ini lebih baik mengurangi rasionya (jalan dengan kendaraan) agar lebih lancar. Kita sedang ke arah sana," kata dia.

Mengurai silang sengkarut

Selasa (20/11/2018), sejumlah pihak menggelar rapat khusus di Bekasi untuk mencari solusi silang sengkarut di Tol Jakarta-Cikampek.

Hadir di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Jasa Marga, Badan Pengelola Transportasi Jabotabek, hingga Kepolisian.

"Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek memang cukup merisaukan," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya di Bekasi, Selasa (20/11/2018).

Pasca rapat di tanggal merah itu, ada sejumlah hal yang akan dilakukan untuk mengurangi kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek.

Pertama, Kemenhub meminta pengerjaan proyek LRT dan kereta cepat Jakarta-Bandung di km 11-17 Tol Jakarta-Cikampek dihentikan hingga Lebaran 2019.

Pemerintah menilai, pengerjaan dua proyek tersebut bisa dilanjutkan setelah Lebaran 2018. Adapun proyek tol layang diprioritaskan untuk diselesaikan.

Namun Jasa Marga diminta membuat proyek pembangunan tol layang yang lebih efisien. Baik secara area maupun waktu sehingga tak banyak menganggu lalu lintas kendaraan di Tol Jakarta-Cikampek.

Selain itu, pemerintah juga mengambil kebijakan agar truk dengan muatan berlebih tidak melintasi Tol Jakarta-Cikampek. Sebab akan membuat laju kendaraan lainnya melambat.

Kepolisian pun diminta lebih tegas dengan melakukan tilang truk kelebihan muatan yang nekat melewati Tol Jakarta-Cikampek.

Sementara itu, kebijakan pembatasan kendaraan dengan ganjil genap juga diperluas.

Kebijakan yang awalnya berlaku di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur, akan diterapkan di Gerbang Tol Tambun pada Desember 2018.

Begitu pula dengan waktunya, kebijakan itu akan berlaku mulai pukul 05.00-10.00. Sebelumnya, kebijakan itu berlaku pada pukul 06.00-09.00.

Dia mengatakan, kebijakan ganjil-genap efektif menurunkan jumlah kendaraan yang masuk Tol Jakarta-Cikampek pada jam-jam yang sudah ditentukan.

Kebijakan ganjil-genap, lanjut dia, efektif meningkatkan kecepatan kendaraan 30-40 persen.

Kepadatan kendaraan juga turun sekitar 30-40 persen. Dampak positif lainnya adalah penurunan karbondioksida akibat emisi gas buang kendaraan.

"Ganjil-genap itu sebetulnya edukasi. Kami harapkan dengan ganjil-genap ini masyarakat menggunakan angkutan masal," kata dia.

Perluasan ganjil genap akan diikuti dengan penambahan bus trans Jabotabek oleh pemerintah.

Selain itu masyarakat juga diimbau memilih jalan alternatif bila harus bepergian dari Jakarta ke Cikampek atau sebaliknya pada pukul 22.00-05.00 WIB.

Serangkaian kebijakan tersebut diharapkan dapat mengatasi silang sengkarut kemacetan parah di Tol Jakarta-Cikampek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com