Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Dibenci oleh Atasan? Perhatikan Hal Ini

Kompas.com - 23/11/2018, 13:43 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa bos Anda tidak menyukai Anda? Faktanya itu bukan hanya sekedar rasa takut yang umum.

Dr. Jean-Francois Manzoni yang telah mempelajari fenomena ini selama hampir tiga dekade mengatakan kepada CNBC bahwa atasan yang dia survei telah secara terbuka mengakui bahwa mereka berperilaku berbeda terhadap karyawan terbaik dan terburuk yang mereka hadapi.

Itu mungkin tampak kontra-intuitif atau bahkan dengki, tapi tentu saja itu masuk akal.

Atasan cenderung memberikan lebih banyak kesempatan kepada mereka yang merasa mampu, sementara membatasi tanggung jawab orang-orang yang mereka anggap lebih lemah. Namun di situlah letak masalahnya.

Baca juga: Perusahaan Ini Bebaskan Karyawan Tentukan Sendiri Gajinya

Lingkaran setan pelabelan

Ketika seorang atasan menyesuaikan gaya manajerial mereka menurut kemampuan yang dirasakan karyawan, hal itu dapat menghasilkan apa yang digambarkan Manzoni sebagai "lingkaran setan pelabelan".

Dengan kata lain, begitu atasan Anda membentuk opini, makan akan sulit untuk mengubahnya karena mereka dapat membatasi otonomi Anda. Hal ini menyebabkan kepercayaan diri Anda jatuh dan akibatnya semakin melemahkan kinerja Anda.

Namun, hal Itu juga tidak sepenuhnya dari bos, tetapi juga karyawan. Begitu Anda sebagai karyawan membangun perlawanan terhadap atasan Anda, mungkin sulit untuk melepaskannya, yang berpotensi mengarah kepada hubungan yang dingin diantara keduanya.

Meskipun itu tampaknya menunjukkan bahwa baik Anda dan atasan Anda harus belajar untuk saling mengurangi beberapa pikiran negatif masing-masing, Jean-Francois mengakui ketika ada bias yang tidak disadari, tidak selalu sesederhana itu.

"Apa yang ditunjukkan oleh pekerja berkaitan dengan kepentingan yang sangat kuat dan sifat label negatif ini menjadi alat pemuas diri sendiri," katanya.

Jadi, penting sekali untuk mengembangkan cara agar memutus siklus dan mengatur ulang hubungan sebelum ia terlanjur berputar.

Belajar memutus siklus

Hal itu bisa dicapai dalam tiga langkah, pertama, duduk bersama atasan Anda.  Jelaskan bahwa Anda merasa hubungan tidak seproduktif yang diiinginkan. Itu mungkin akan sangat sulit, tetapi ini adalah langkah pertama yang diperlukan.

"Anda dapat memainkan peran itu sebanyak yang Anda inginkan, tetapi 99 persen waktu Anda tampil hanya sebagai tukang bumbu," sebut Jean-Francois.

Selanjutnya, jelaskan bahwa jarak itu tidak disengaja untuk menjadi bagian diri Anda dan Anda ingin menemukan cara untuk menyelesaikannya. Akhirnya, akui bahwa Anda mungkin telah gagal untuk menerima umpan balik atasan Anda di masa lalu dan Anda akan mengusahakannya di masa depan.

"Itu penting, karena sebagai bos tidak ada yang lebih buruk daripada merasa seperti Anda mengulangi hal yang sama berulang kali," ujar Jean-Francois.

Pada titik ini, karyawan harus mengangguk. Karena atasan akan mereka akan merasa didengar. Kemudian, setelah ini adalah kesempatan Anda sebagai karyawan untuk membuat atasan terkesan dan menyarankan beberapa kebebasan yang ingin dikembangkan dalam peran Anda.

Lebih baik lagi, garis bawahi di awal hubungan Anda. Apa yang dicari atasan dengan karyawan yang sukses dan pastikan Anda menerima pelatihan yang diberikan. Dengan cara itu akan jelas bahwa Anda berdua berjuang untuk tujuan yang sama.

"Tidak pernah hanya satu sisi atau yang lain, kedua belah pihak memainkan peran. Ini tentang menghubungkan dengan tujuan atasan Anda, melihat kontribusi Anda terhadap dinamika, dan menemukan cara terbaik untuk bekerja sama," tandas Jean-Francois.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com