Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Demo "Driver", Go-Jek Sediakan Kopdar

Kompas.com - 23/11/2018, 14:14 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen Go-Jek Indonesia menyebutkan kini sudah ada wadah untuk menampung aspirasi maupun keluhan para pengemudinya. Wadah itu adalah Kopdar (Kopi Darat).

Hal ini menyusul aksi demonstrasi pengemudi yang tergabung dalam Aliansi Nasional Driver Online (Aliando) beberapa waktu lalu. Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan, salah satunya menghapuskan kebijakan suspensi.

VP Corporate Affairs Go-Jek Indonesia, Michael Say, mengungkapkan, demo yang digelar Aliando itu merupakan hak mereka. Sehingga Go-Jek tidak mau mempermasalahkan dan melaranganya.

"Kalau penyampaian aspirasi tentunya haknya mitra, cuma kami punya wadah atau kanal Kopdar (Kopi Darat). Kanal Kopdar selalu kami komunikasikan ke mitra-mitra,silakan gabung," kata Michael di kantornya, kawasan Blom M, Jakarta Selatan, Jumat (23/11/2018).

Baca juga: Ancaman Sanksi Menhub untuk Grab dan Go-Jek

Michael menjelaskan, persoalan ini sudah mereka bahas dalam internal Go-Jek untuk segera dicarikan solusinya. Selain itu, pihaknya juga telah menyampaikan ihwal ini kepada pemeritah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Jadi koorndinasi itu sudah berjalan, komunikasi juga sudah jalan," ungkapnya.

Menurut dia, demo yang digelar selama ini belum tentu mewakili seluruh driver di dalam komunitas Go-Jek seluruh Indonesia. Meskipun demikian, Go-Jek terus berusaha memperbaiki segala kekurangan dan akan melakukan perubahan aturan.

"Kami selalu melihat perubahan adjustment itu terjadi melalui Kopdar. Karena Kopdar yang membuat kami mewakili seluruh komunitas yang ada. Jadi perubahan itu ada," imbuhnya.

Ia menyebutkan, salah satu perubahan itu ada dalam sistem suspensi. Ini diubah melalui Kopdar-Kopdar yang telah dilaksanakan.

"Kita ubah berdasarkan hasil Kopdar, aspirasi mitra. Selain itu, sistem insentif yang lebih baik. Itupun berdasarkan Kopdar dan selalu kami komunikasikan," ucap dia.

Sementara itu, VP Driver Community Go-Jek Indonesia, Jaka Wiradisuria menambahkan, para driver tidak perlu melakukan demo. Karena melalui Kopdar yang telah dibangun dapat menampung seluruh aspirasi maupun keluhan.

"Aspirasi yang kami dengarkan di Kopdar ini dan apa yang disampaikan di demo tidak jauh berbeda. Hampir sama malah saya pikir," kata Jaka.

Jaka menilai, hadirnya Kopdar di tengah-terngah mitra Go-Jek, sudah sangat efektif memberikan ruang kepada mereka. Supaya bisa langsung menyampaikan selah keluh keseh mereka dan akhirnya dicarikan solusi.

"Jadi wadah tersebut sudah efektif mendengarkan (driver), namun tentunya perlu perbaiki dengan solusi-solusi yeng tepat sehingga mereka mera benar-benar didengarkan," tuturnya.

Ia menjelaskan, pembahasan dalam Kopdar sangat beragam. Mulai mendengarkan masukan mitra, menyampaikan soal kebijakan baru dan linnya. Intinya bagaimana mensosialisasikan dan mendegarkan mitra.

"Saya tidak menjadikan target Kopdar untuk meredam aksi demonstrasi para driver. Bahwa kami merasa yang penting mendengarkan (aspirasi mereka) seluas-luasnya," tutupnya.

Sebelumnya, Kemenhub mengancam akan memberi sanksi kepada operator transportasi online termasuk Go-Jek terkait masalah tersebut.

"Suatu waktu kalau sudah berlebihan akan kita beri sanksi," kata Menhub Budi Karya Sumadu beberapa waktu lalu kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com