Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Maskapai Penerbangan Murah agar Tetap Meraup Untung

Kompas.com - 26/11/2018, 14:33 WIB
Yoga Sukmana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Tawaran pabrikan itu tentu menggiurkan. Sebab maskapai LCC bisa kembali menghemat biaya tanpa mengorbankan standar perawatan.

Gerry mengatakan, sangat berisiko bila maskapai LCC harus memangkas biaya perawatan pesawat tanpa standar yang sama. Sebab hal itu bisa membuat pesawat tak layak terbang.

Padahal volume penumpang yang besar adalah kunci maskapai LCC untung. Oleh karena itulah pesawat harus selalu dalam keadaan siap terbang.

Selain itu maskapai LCC juga memangkas biaya pelayanan.

Namun untuk mendapatkan pemasukan, maskapai punya cara dengan menjual makanan.

Keuntungan tidak diambil dari setiap makanan yang dijual, namun dari pemesanan setahun. Dengan estimasi makanan setahun, maka maskapai LCC bisa mendapatkan diskon dari penyedia makanan.

Gerry mengatakan, maskapai LCC tidak melihat keuntungan dari satu kursi pesawat namun dari keseluruhan pesawat.

"Mereka bukan mikir satu kursi target 7.000-8.000 dollar per jam tetapi gimana caranya mau tiket digratiskan, mau diisi pakai kargo lah, mau jual iklan di pesawat lah, mau jual makananan di pesawatlah, itu strateginya mereka," kata dia

"Yang penting adalah kebutuhan kalayakan udara dan aspek safety lainnya terpenuhi. Karena mereka juga tahu, kalau itu mereka pangkas, habis mereka," sambung dia.

Keselamatan

Meski dengan model bisnis yang serba hemat, maskapai LCC tak lantas mengabaikan keselamatan. Sebab maskapai tahu, bila main-main dengan aspek keselamatan, maka ia akan habis.

Dari sisi penerbangan, Ketua  Umum Ikatan Pilot Indonesia Capt. Pilot Rama Noya memastikan bahwa seluruh persiapan sebelum terbang antara pilot maskapai full service maupun LCC sama saja. Sebab standar yang dipakai merupakan standar yang sama.

Sementara dari sisi bisnis, maskapai LCC saat ini tak akan memangkas biaya perawatan pesawat sehingga mengabaikan aspek keselamatan.

Saat maskapai LCC muncul awal tahun 1970-an, banyak yang mencoba memangkas biaya maintenance atau training. Namun tak ada yang tersisa saat ini

"Itu mati semua yang mencoba memangkas itu semua. Sekarang maskapainya sudah tumbang. Adapun yang bertahan itu adalah mereka yang tahu betul bahwa kalau kita pangkas terlalu banyak, bisa berpengaruh ke safety," kata Gery.

Oleh karena itu kata Gery, di luar apsek harga dan pelayanan, aspek lain termasuk keselamatan antara maskapai LCC dan full service tak ada bedanya.

Di dunia bisnis penerbangan, kehadiran maskapai LCC justru membuat persaingan menjadi kian ketat. Tanpa inovasi dan kreatifitas, bisnis maskapai akan tergerus bahkan tenggelam.

"LCC membuka dua hal baru yakni kuantitas dari sisi permintan dan keuntungan yang berkualitas. Sehingga maskapai harus pintar-pintar enggak hanya ngomong suplai dan demand," kata Ziva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com