Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2019, Indonesia Akan Konsumsi 6,2 Juta Kiloliter B20

Kompas.com - 27/11/2018, 05:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dirjen Energi Baru dan Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, salah satu alasan turunnya harga minyak kelapa sawit (CPO) karena suplainya yang bagus.

Menghadapi anjloknya harga CPO, maka harus digenjot konsumsi dalam negeri. Salah satunya dengan penggunaan B20. Untuk tahun 2019, konsumsi bahan B20 diprediksi sebesar 6,2 juta kiloliter (KL).

"Ada kenaikan konsumsi palm oil sebesar 3 juta KL," ujar Rida di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Angkanya naik signifikan dibandingkan konsumsi tahun ini sebesar 2,3 juta KL. Selain itu, tahun depan, ada pula potensi penggunaan di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sekitar 700 KL.

Baca juga: RI Minta Malaysia Segera Realisasikan B20

"Kita yakin peningkatan konsumso akan membantu mendongkrak harga CPO dan akan seddikit banyak bantu para petani sawit kita," kata Rida.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk sementara waktu tidak memungut biaya ekspor atas minyak kelapa sawit dan turunannya. Hal ini disebabkan harganya yang merosot turun dari 530 dollar per ton menjadi 420 dollar per ton.

Padahal, posisi harga 530 dollar per ton bertahan cukup lama.

"Setelah berdiskusi panjang kita sepakat bahwa pungutan kelapa sawit dan turunanna dengan keadaan harga yang sangat rendah diputuskan untuk dinolkan. Bukan ditiadakan," ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution.

Darmin mengatakan, penurunan harga CPO secara global berlangsung cepat dalam sepekan terakhir. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan langkah intervensi karena keadaannya sudah mendesak.

Meski begitu, kebijakan tersebut tak akan bertahan selamanya. Dalam harga normal di atas 549 dollar AS, CPO dikenakan pungutan 50 dollar per ton. Sementara CPO turunan pertama dikenakan pungutan 30 dollar per ton dan turunan kedua sebesar 20 dollar AS.

Baca juga: Implementasi B20 Diyakini Bisa Dongkrak Harga Minyak Sawit Dunia

Jika nilai berangsur membaik setelah anjlok, paling tidak menyentuh 500 dollar per ton, pungutan ekspor akan kembali berlaku. Namun, yang dikenakan hanya separuh pungutan dari harga normal, yakni 25 dollar per ton untuk CPO, 10 dollar per ton untuk turunan pertama, dan 5 dollar per ton untuk turunan kedua.

Darmin mengatakan, kebijakan ini diambil mempertimbangkan bahwa semua pihak tak diuntungkan dalam kondisi seperti ini. Termasuk petani sawit.

"Tapi ini tidak diharapkan juga membuat dia (petani) untung. Tapi sejauh mungkin kita hilangkan dari pungutan ekspor," kata Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com