Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: E-Wallet yang Punya Ekosistem Lebih Cepat Diadopsi Pasar

Kompas.com - 27/11/2018, 21:15 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut bahwa e-payment atau e-wallet yang sudah punya ekosistem akan lebih cepat diterima pasar.

"Yang punya ekosistem adopsinya lebih cepat," jelas Bhima kepada Kompas.com, Selasa (27/11/2018).

Sementara itu, pekan lalu pada Kamis (22/11/2018) Ketua Harian Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Kuseryansyah mengatakan hal serupa. Ia menilai bahwa e-wallet yang sudah punya ekosistem akan lebih mudah digunakan karena sudah ada jaringan sebelumnya.

"E-Wallet yang ada dalam satu ekosistem tetap akan tinggi misalnya Go-Pay (dalam ekosistem Go-Jek). Karena orang tidak mau kalau cuman bisa dipakai untuk hal-hal tertentu saja. Orang pengennya bisa digunakan untuk everything karena akan lebih fungsional," papar Kuseryansyah.

Namun, hal itu tentu tak lantas menjadikan e-wallet yang belum punya ekosistem utuh terhalang untuk berkembang ke depan. Kuseryansyah mengungkap bahwa nantinya pemain e-wallet tersebut akan mencari ekosistemnya sendiri.

"Saya yakin semua E-Wallet akan masuk ke sebuah ekosistem dan akan mencari sebuah ekosistem. Namun, ekosistem kan ada ekosistem secara besar dan kecil," jelas dia.

Biasanya, beberapa pemain e-wallet ini akan menjajal ekosistem lain yang belum terjamah, atau memanfaatkan kesempatan khusus untuk menjajakan produknya.

"Contohnya, ada obral sepatu, untuk menikmati benefit atau diskon di event itu harus download aplikasi pembayarannya. Kalau Go-Jek kan membuat ekosistem sendiri. Nah, kalau ini dia masuk ke ekosistem yang berbasis comunity dalam hal ini orang yang gemar belanja sepatu. Karena yang community base ini sekarang sudah banyak," jelas Kuseryansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com