Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS: Perang Bunga Simpanan di Perbankan Mulai Tak Sehat

Kompas.com - 29/11/2018, 09:05 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren suku bunga tinggi lantaran Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga sebesar 175 basis points (bps) sejak bulan Mei lalu.

Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti mengatakan, saat ini rata-rata bunga simpanan di bank Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 sudah melewati rata-rata bunga bank di BUKU 1,2 dan 3.

Persaingan bunga ini akan menyebabkan likuiditas di perbankan, terutama bank buku 3 dengan modal inti Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun akan semakin seret.

"Ini masih kita lihat perkembangannya makin memburuk atau nggak persaingannya, pernah dua tahun lalu terjadi jorjoran bener (menaikkan bunga dana) khususnya bank-bank besar, ini kan nggak sehat, kasihan bank-bank BUKU 1 dan 2, khususnya BUKU 3," ujar Destry ketika ditemui awak media di Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Destry menjelaskan, saat ini pertumbuhan kredit di bank BUKU 3 masih cukup kencang dan masih bisa menembus double digit, namun, pertumbuhan dana sudah sangat minim di kisaran 4 persen secara keseluruhan.

"Kalau kredit masih tumbuh 11 persen, ini yang jadi concern kita," jelas dia.

Sementara di bank BUKU 4, pertumbuhan kredit secara industri juga cukup tinggi sebesar 14 persen. Namun, masih dapat diimbangi dengan pertumbuhan dana yang mencapai 11 persen.

"Karena memang BUKU 4 cukup berani naikin bunga dana kan memang mereka juga butuh," ujar Destry.

Adapun saat ini, posisi rasio pembiayaan terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) bank BUKU 4 masih di bawah batas aman 90 persen, yaitu sebesar 88 persen, namun secara industri keseluruhan sudah mencapai 94 persen. Bahkan ada beberapa bank BUKU 1 dan 2 yang sudah mendekati 100 persen.

"Ada satu-dua BUKU I dan 2, ada juga buku 3 beberapa udah mepet, sekarang kita lihat industri aja sudah 94 persen itu sudah banyak ketolong dengan bank BUKU 4 yang masih 88 persen itu berarti banyak buku lain yg di atas 90 persen tp memang kondisi kita masih relatif aman," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com