Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Risiko dan Keunggulan Investasi Melalui Reksadana?

Kompas.com - 30/11/2018, 10:13 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Reksa dana bisa menjadi pilihan investasi yang patut dipertimbangkan jika memahami risiko dan keunggulannya dibanding instrumen investasi lain.

Ditambah lagi, saat ini banyak fintech investasi reksa dana yang semakin mempermudah masyarakat untuk mengakses reksa dana.

Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit Muhammad Hanif pun mengungkapkan, risiko investasi melalui reksa dana sebenarnya tergantung pada pergerakan pasar. Sebab, reksa dana merupakan wadah untuk menghimpun dana dari orang yang ingin menjadi investor.

Dana tersebut kemudian akan diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Invetasi.

"Reksa dana itu isinya saham, obligasi atau deposito risikonya di situ kan, reksadana ini cuma bungkusnya doang. Jadi kaya turunannya," ujar Hanif kepada Kompas.com, Kamis (29/11/2018).

Reksa dana bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak ingin terjun langsung membeli saham atau obligasi. Namun tentu saja, orang yang ingin berinvestasi melalui reksa dana perlu untuk memiliki pemahaman umum mengenai kondisi terkini pasar saham, obligasi atau deposito. Selain itu, calon investor juga perlu memahami profil risikonya sendiri.

"Jadi yang perlu diketahui pergerakan pasarnya, bawha saham itu sangat volatile, obligasi juga dalam kondisi tertentu naik turun, itu yang harus di hadapi. Kalau keamnaan pastinya kita minta bahwa sistemnya harus aman, alurnya harus jelas," jelas dia.

Selain itu Hanif juga menjelaskan, untuk berinvestasi di reksa dana, yang perlu dipahami adalah jumlah investasi awal yang cukup kecil, bisa dimulai dari Rp 100.000. Bahkan terdapat beberapa produk reksa dana dengan minimal investasi Rp 10.000.

Selain itu, kemudahan yang disediakan oleh portal investasi online pun membuat calon investor yang ingin berinvestasi melalui portal investasi online bisa membuat single investor identification (SID) hanya dalam waktu satu hari kerja.

Hanif pun menjelaskan, keamanan berinvestasi melalui reksa dana juga lebih terjamin karena sudah diatur cukup ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Tapi ya dari masyarakatnya belum banyak yg belajar, dia cuma lihat returnnya saja, tergiur, investasi di sini bisa dapat keuntungan 10 pct dan sebagainya, kalau denger berita begitu gampang menerima, jadi mereka ngga tau risikonya baru kemudian ngerasain pealajarannya banyak kejadian kan di sektor lain," jelas dia.

"Kebanyakan orang belum belajar sampai detil cuma mau tahu untungnya sekian.

Buat kami ini tantangan untuk bisa edukasi dengan cara yang sederhana ke masyarakat, saya sih sangat mengharapkan kalau mau investasi ya pelajari banget," tukas Hanif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com