Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Punya Potensi Investasi Terbesar untuk Bangunan Hijau

Kompas.com - 30/11/2018, 18:04 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta termasuk salah satu kota yang dianalisis dalam target perbaikan iklim perkotaan oleh International Finance Corporation (IFC). Ada enam kota yang dianalisis oleh badan di bawah Bank Dunia itu, yakni Jakarta, Mexico City, Nairobi, Amman, Rajkot, dan Belgrade.

Indonesia memiliki peluang investasi terbesar kedua setelah Mexico City, yakni 30 miliar dollar AS. Potensi terbesar investasi di Jakarta yakni untuk pertumbuhan bangunan hijau atau green building.

Bangunan hijau bukan hanya banyak ditanami tumbuhan, melainkan mengadopsi sistem yang ramah lingkungan.

Green Buildings Lead Indonesia IFC Sandra Pranoto mengatakan, komitmen Jakarta menjadi kota yang ramah lingkungan menjadi peluang investasi yang sangat signifikan dalam perbaikan iklim. Potensi investasi bangunan hijau di Indonesia sebesar 16 miliar dollar AS

"Dalam hal ketahanan, di Jakarta investasi infrastrukturnya sangat spesial membangun ketahanannya terhadap bencana. Kita tahu ada giant sea walls, flood canals, yang bisa mengatasi tersumbatnya air," kata Sandra di kantor IFC, Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Baca juga: Peluang Investasi untuk Perbaikan Iklim Perkotaan Capai 29 Triliun Dollar AS

Jakarta telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 38 yang mulai diimplementasikan pada 2013 mengenai bangunan hijau. Jakarta merupakan kota pertama yang menerbitkan regulasi tersebut, bahkan sebelum pemerintah pusat mengeluarkan peraturan yang berlaku secara nasional.

Dalam aturan tersebut terdapat puluhan syarat suatu bangunan bisa dikatakan green building. Misalnya, tentang berapa banyak jendela di gedung tersebut, bagaimana sirkulasi udara, hingga penggunaan listriknya.

Dalam Pergub tersebut diatur detil soal ukuran jendela dan luasan area hijaunya. Baru pada 2015 pemerintah mengeluarkan regulasi soal bangunan hijau.

"Regulasi ini jadi semacam payung hukum untuk kota-kota lainnya mengeluarkan kebijakan soal green building," kata Sandra.

Baca juga: Bangunan Hijau Tingkatkan Produktivitas Karyawan

Selanjutnya regulasi tersebut juga ditiru oleh Bandung dan Semarang. Sejak 2013 hingga 2018, di Jakarta seudah terdapat 339 gedung hijau, baik gedung baru maupun gedung yang sudah eksis namun disulap menjadi ramah lingkungan.

Dengan berkomitmen mengurangi konsumen air dan energi, termasuk emisi karbon dioksida, maka Jakarta dapat mengurangi dampak perubahan iklim sebesar 30 persen pada 2030.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama IFC tengah menyusun revisi Pergub tersebut untuk memaksimalkan penerapan green building di Jakarta. Selain bangunan hijau, peluang investasi yang juga besar di Jakarta adalah energi terbarukan sebesar 3 miliar dollar AS.

Potensi investasi juga besar di sektor transportasi rendah karbon seperti transportasi umum hemat energi sebesar 660 juta dollar AS dan kendaraan listrik sebesar 7 miliar AS.

Selain itu, potensi investasi untuk air bersih 3 miliar dollar AS, dan pengolahan limbah sebesar 725 juta dollar AS. Sejumlah komponen tersebut dibutuhkan untuk pembangunan kota yang berkelanjutan.

Baca juga: Pemerintah: Butuh Waktu untuk Merasakan Manisnya Pembangunan Infrastruktur

Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Oswar Muadzin Mungkasa mengatakan, pihaknya berambisi menjadikan Jakarta lebih bersih dan hemat energi. Dengan adanya regulasi soal bangunan hijau, ia menyebut potensi penghematan energi dan air mencapai 90 juta pert tahun.

"Kami ingin Jakarta dikenal sebagai kota yang unggul untuk bangunan ramah lingkungan dan akan emnarik sektor publik dan swasta untuk mewujudkan hal ini," kata Oswar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com