Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Peluang Indonesia Mendapatkan Investor "Pelarian" dari China?

Kompas.com - 30/11/2018, 19:08 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mengobral berbagai insentif untuk menarik investor yang ingin keluar dari China akibat berlarutnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Namun beberapa negara lain yang menjadi pesaing Indonesia juga menawarkan berbagai insentif untuk menggoda para investor dari China pindah ke negaranya. Lantas bagaimana peluang Indonesia?

"Lihat Ease of Doing Business (EODB) Indonesia, India, Vietnam, Malaysia, Thalaind, itu gimana?," ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Jumat (30/11/2018).

"Tidak hanya EODB, tetapi kita dengan India dan Vietnam itu berimbang," sambung mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Baca juga: Obral Insentif, Pemerintah Ingin Investasi Cepat Masuk ke Sektor Pariwisata

Meski persaingan diyakini imbang, artinya peluangnya sama besar untuk menggaet hati para investor dari China, Darmin mengungkapan satu hal yang bisa membuat investor tak tertarik masuk ke Indonesia.

Satu hal tersebut yakni mahalnya harga tanah di Indonesia. Padahal untuk investigasi besar yang sifatnya industri, para investor membutuhkan lahan yang cukup untuk membuat pabrik.

"Namun, Vietnam ada yang lebih unggul dari Indonesia karena urusan tanah lebih murah di sana," kata Darmin.

Menyadari negara lain punya keunggulan dari sisi harga tanah yang lebih murah, pemerintah berupaya untuk kembali merumuskan regulasi investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Tadinya kata Darmin, pemerintah ingin agar investasi industri ditempatkan di luar Jawa. Sementara Jawa hanya diperuntukan untuk investasi sektor jasa.

"Kami itu sudah merubah itu sejak beberapa bulan lalu. Industri boleh di Jawa tetapi yang value added-nya lebih tinggi biar yang hilirisasi jalan," kata Darmin.

Sementara itu ekonom Faisal Basri menilai, Vietnam memang menjadi negara yang dilirik para investor asing untuk berinvestasi.

Pemerintah Vietnam kata dia, menciptakan jalan tol bagi produk yang dihasilkan ke Vietnam itu dipasarkan ke seluruh dunia dengan bea masuk 0 persen.

"Kalau Indonesia kena bea masuk normal. Karena Vietnam berani ikut Trans-Pasifik Partnership (TPP). Vietnam berani tanda tangani perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Ini jalan tol," kata dia dalam seminar Proyeksi Ekonomi Indoensia 2018, Jakarta, Rabu (28/11/2018).

"Sementara kita jalan macet. Menurut saya itu yang paling penting dan juga konsistensi kebijakan. Jadi tidak kerap berubah seperti di Indonesia. DNI saja enggak sampai seminggu berubah," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com