Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilot Lion Air Sebut Keselamatan Penerbangan Harga Mati

Kompas.com - 01/12/2018, 16:43 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Jajaran pilot Lion Air Group menyatakan keselamatan menjadi aspek penting dalam penerbangan.

Salah satu pilot Lion Air, Capt Sogi Prakoso, mengungkapkan, dalam dunia penerbangan keberadaan sumber daya manusia (SDM) dan sumber finansial sangat penting. Sehingga, pengelolaannya tidak boleh sembarangan.

"Karena risiko sangat besar, baik risiko nyawa maupun secara finansial," kata Sogi dalam konferensi pers di Simulator Bandara Mas, Selapajang, Tangerang, Sabtu (1/12/2018).

Baca juga: Ini Syarat Pilot Lion yang Boleh Terbangkan Pesawat Boeing 737 Max 8

Sogi menjelaskan, penerbangan di dunia memiliki prosedur yang harus dijalankan, tak terkecuali Indonesia.

Apalagi Indonesia memiliki tata keselamatan penerbangan, yang harus dijalankan oleh setiap maskapai tanpa terkecuali.

"Bicara soal regulasi tentunya pasti sangat ketat. Perusahaan ini pun selalu berupaya dengan itu. Untuk selalu me-maintain profesionalisme dari setiap pilot," ujarnya.

Baca juga: Kemenhub Buka Suara soal Kondisi Pesawat Lion Air PK-LQP Sehari Sebelum Jatuh

Dia menambahkan, dalam manajemen Lion Air sendiri telah menentukan operation menu dan yang menjadi nomor satu adalah keselamatan. Lalu yang kedua adalah kenyamanan.

"Kami selalu menjunjung tinggi keselamatan penerbangan. Keselamatan penerbangan kami, keselamatan customer kami, kru, dan aset perusahaan," teranganya.

"Kami sebagai pilot tetap akan konsisten terhadap keselamatan dengan penerbangan tanpa negosiasi dengan apapun. Kami berharap dengan apa yang telah disampai, akan memberikan penilaian positf terhadap pilot Lion Air. Keselamatan penerbangan adalah harga mati," tegas Sogi.

Hal senada juga disampaikan Capt Rusmanur Effendy terkait komitmen para pilot dalam penerbangan yang dilakukan. Segala sesuatu mengenai para pilot sudah diatur dan awasi, baik sebelum menerbangkan pesawat maupun sampai ke tujuan.

Baca juga: Lion Air: Mungkin Kami Dianggap Perusahaan yang Kampungan Kali Ya...

"Dari rumah kami sudah merasa sehat dulu, sempai di pilot operation, kami ada test alkohol dan ada juga tes tensi (darah)," ungkapnya.

Rusmanur menuturkan, apabila keduanya tidak memenuhi kriteria, maka pilot tidak bisa menerbangkat pesawat. Selain itu, sebelum terbang, pilot juga berkewajiban mengecek seluruh kondisi pesawat sehingga laik digunakan.

"Dia harus yakin bahwa pesawat laik untuk terbang. Jadi apapun yang dilakukan pilot Lion Air, (perlakuannya) sama, siapapun dia

Pilot begitu masuk ke pesawat dia, melihat kelengkapan-kelangakap pesawat, dokumen, harus memenuhi standar kelayakan," terangnya.

"Setiap pilot itu dimonitor, ada namanya data analisis. Jadi sejak pilot itu barangkat dan sampai di tujuan, itu dimonitor," pungkasnya.

Seperti diketahui, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perbatasan perairan Karawang dan Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

Akibatnya, sebanyak 189 orang penumpang dan kru pesawat naas itu meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com