Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa China Bisa Menghasilkan Banyak Miliarder?

Kompas.com - 03/12/2018, 12:27 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

BEIJING, KOMPAS.com — Wealth-X, sebuah perusahaan riset yang berfokus pada kekayaan, mengatakan, 338 orang atau 12 persen dari 2.754 miliarder di dunia berasal dari China. Jumlah ini merupakan posisi kedua setelah Amerika Serikat yang mempunyai 680 orang (25 persen) orang kaya di dunia.

Sementara dari daftar 500 orang terkaya di dunia Bloomberg Billionaires Index, 38 di antaranya berasal dari China.

Adapun UBS Group AG menyebutkan setiap dua hari terdapat satu miliarder baru di China.

Di sisi lain, Jack Ma, orang terkaya di China dan juga CEO Alibaba yang mempunyai kekayaan 38,5 miliar dollar AS, secara resmi menjadi anggota dari Partai Komunis China (PKC).

Banyaknya miliarder yang dihasilkan China tersebut tentu menimbulkan pertanyaan kenapa China yang berideologi komunis yang disebut-sebut sebagai antitesis kapitalisme justru banyak menghasilkan miliarder.

Jawabannya, reformasi besar-besaran yang dilakukan Deng Xiaoping, pemimpin tertinggi China, empat dekade lalu. Reformasi tersebut berhasil mengubah China menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia dan menghasilkan banyak miliarder di negeri Tirai Bambu itu.

1. Mengapa PKC membiarkan ada simpatisannya yang kaya?

Deng Xiaoping mengatakan, kemiskinan bukanlah sosialis. Menurut dia, seseorang perlu menjadi kaya untuk meningkatkan mata pencarian orang lain.

Selain itu, meskipun konstitusi partai tersebut mengatakan cita-cita dan tujuan tertinggi adalah merealisasikan komunis, hal ini tidak diberikan kerangka yang jelas untuk mencapainya. Oleh karena itu, pemimpin partai memiliki banyak ruang untuk melakukan manuver dalam tujuan yang lebih luas.

Sejak reformasi Deng ini, lebih dari 700 juta orang telah terangkat dari kemiskinan di China.

2. Komunis China

Secara resmi, China memandang komunis sebagai utopia modern. Setiap orang secara kolektif akan memiliki alat produksi, semua warga negara akan bekerja untuk kebaikan bersama, semua orang akan sama, dan kekayaan akan didistribusikan berdasarkan kebutuhan.

Apakah itu realistis atau tidak, partai telah menggariskan tahapan pengembangan yang dibutuhkan untuk sampai ke tahapan komunis ini.

Sebelum mencapai tahapan komunisme tersebut, China harus mewujudkan apa yang dinamakan sosialis. Hal ini dicanangkan Presiden Xi Jinping untuk dilaksanakan pada 2035.

3. Sosialis apa yang dimaksudkan?

Xi Jinping mengatakan dalam pidatonya tahun lalu, modernisasi sosialis akan berarti China adalah pemimpin global dalam inovasi, aturan hukum, dan budaya China akan memiliki daya tarik yang lebih besar di seluruh dunia.

Orang akan menjalani kehidupan yang nyaman, setiap orang akan memiliki akses ke layanan publik, dan kesenjangan pendapatan—terutama antara daerah perkotaan dan pedesaan—akan berkurang secara signifikan. Lingkungan pun turut mengalami perbaikan.

Partai Komunis China mendukung bisnis swasta dan wirausaha sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Namun, dalam praktiknya, kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin semakin besar.

Halaman:
Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com