Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KAI: Ada 310 Titik Rawan Jalur Kereta Api

Kompas.com - 04/12/2018, 07:09 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menyebutkan, sedikitnya ada 310 titik rawan pada jalur yang dilintasi kereta api (KA). Jumlah ini tersebar di seluruh Indonesia.

"Saat ini sudah tercatat ada 310 titik rawan seluruh jalur, yang harus kita berikan perhatian khusus," kata Direktur PT KAI, Edi Sukmoro di Jakarta Railway Center (JRC), Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).

Edi mengatakan, dengan adanya pemetaan yang sudah dilakukan bisa mengatisipasi kejadian yang tak diinginkan. Apalagi, tidak lama lagi akan masuk masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini. "Titik rawan itu ada rawan amblas, longsor, dan banjir," sebutnya.

Menurut dia, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan inspeksi atau peninjauan sebelum masuk masa Nataru. Ini untuk memastikan semua persiapan sudah dijalan dengan baik dan maksimal.

Baca juga: PT KAI Terjunkan 6.172 Personel Amankan Angkutan Natal dan Tahun Baru

"Kita akan melakukan piket. Kita semua berada di lapangan. Kami akan berada di stasiun untuk meyakinkan bahwa angkutan Nataru ini berjalan dengan baik," ujarnya.

Tahun ini PT KAI menyediakan 394 perjalanan untuk menghadapi Nataru. Ini diharapkan dapat melayani dan menjanhkau masyarakat ketika hendak pergi maupun sebaliknya. Selain itu, PT KAI menetapkan masa angkutan Nataru berlangsung selama 18 hari, mulai sejak 20 Desember 2018 sampai 6 Januari 2019.

"Prediksi jumlah penumpang naik, (yakni) 5,3 juta. Naiknya diperkirakan empat persen," sebut Edi.

KAI juga menyiagakan 444 unit lokomotif dan 1 unit lokomotif cadangan, serta 1.637 unit kereta dan 218 unit kereta cadangan. PT KAI juga akan menyiagakan sebanyak 5.172 personel untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepara penumpang.

"Jadi kita ingin meyakinkan bahwa kita didukung dengan keamanan yang penuh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com