Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dagang, AS Ingin China Lakukan Hal Konkret dalam 90 Hari

Kompas.com - 04/12/2018, 07:32 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Dalam waktu 90 hari kesepakatan meredakan perang dagang antara Amerika Serikat dan China, pihak AS menyatakan mereka menginginkan China melakukan hal konkret untuk membangun perjanjian dagang.

Menteri Perdagangan AS Steven Mnuchin mengatakan hal tersebut dua hari setelah Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping melakukan pertemuan pada KTT G20 di Buenos Aires, Argentina.

Dikutip dari AFP, Mnuchin mengatakan Trump dan Xi Jinping telah melakukan pembicaraan spesifik mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh kedua belah pihak untuk mengurangi tensi ketegangan perdagangan di antara keduanya.

Dia mengatakan, untuk pertama kalinya terdapat langkah yang jelas untuk mengurangi defisit perdagangan antara Amerika Serikat dengan China mendekati nol.

Baca juga: Perang Dagang Mereda, Rupiah Terus Menguat

"Terdapat komitmen yang signifikan dari kedua pempimpin tersebut mengenai apa yang harus dilakukan dalam 90 hari dan kedua belah pihak harus melakukan negosiasi sehingga hal ini bisa menjadi sebuah kesepakatan dengan langkah-langkah spesifik yang dapat dilakukan dalam kurun waktu tersebut," jelas Mnuchin.

Berdasarkan hasil pembicaraan Trump dan Xi Jinping yang dilakukan dalam sebuah acara makan malam di KTT G-20, AS sepakat untuk menahan tarif balasan sebesar 25 persen untuk 200 miliar dollar AS produk China yang rencananya akan diberlakukan pada 1 Januari.

China pun akan melakukan pembelian sejumlah produk AS dalam jumlah yang substrantif seperti untuk komoditas agrikultural, energi, industri dan produk lainnya.

Presiden Trump juga memberikan pernyataan mengejutkan melalui akun twitternya dengan mengatakan China akan mengurangi bahkan menghilangkan 40 persen tari yang diberlakukan untuk mobil, meskipun pihak China sendiri belum mengonfirmasi langkah tersebut.

Sebagai catatan, defisit perdagangan antara China dan AS sebesar 335 miliar dollar AS tahun lalu dan banyak sektor manufaktur yang bergantung pada produk impor dari China, sehingga mengurangi defisit adalah langkah yang luar biasa.

Kebijakan perdagangan Trump yang agresif telah membuat beberapa sektor seperti industri pertanian yang justru mengalami tekanan seperti komoditas kedelai, dan sektor bisnis yang mengalami ketidak pastian karena harus berhadapan dengan biaya yang lebih tinggi dan menghadapi ketidak pastian yang menunda investasi.

Namun, Mnuchin membantah hal tersebut.

"Saya pikir tidak ada keraguan bahwa strategi tarif Presiden telah berhasil. Ini adalah pertama kalinya mereka menanggapi masalah yang sangat, sangat spesifik," ujar Mnuchin.

Sebagai informasi, pasar keuangan mengalami lonjakan di tengah gencatan senjata antara kedua negara ekonomi raksasa ini. Dow Jones Industrial Average mengalami lonjakan 1,2 persen atau 300 poin pada 30 menit setelah pembukaan perdagangan. Hal ini menunjukkan kelegaan investor telah terhindar dari beberapa ancaman dan kerusakan lebih lanjut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com