Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan "Startup" Menghadapi Era Industri 4.0

Kompas.com - 04/12/2018, 09:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif Fadjar Hutomo mengatakan, perusahaan rintisan alias startup harus mengambil peluang untuk ikut bersaing di era revolusi industri 4.0.

Saat ini startup di Indonesia memang menjamur, namun hanya beberapa yang sukses dan menghasilkan profit signifikan.

Menurut Fadjar, hal utama yang harus dipikirkan baik-baik oleh startup adalah kualitas ide untuk membangunnya.

"Kualitas ide yang dia mau fokus dengan startup dia apakah benar-benar solve the problem," ujar Fadjar di Jakarta, Senin (3/12/2018).

Baca juga: Dari Kegagalan, Milenial Ciptakan "Startup" Jutaan Dollar AS

Ide tersebut harus divalidasi oleh pasar, seberapa besar orang memanfaatkan solusi dari masalah yang ditawarkan startup. Ia menyebut salah satunya Go-Jek yang lahir dari kemacetan di kota-kota besar.

Masyarakat butuh transportasi yang mudah dan cepat untuk menembus kemacetan. Namun, jika Go-Jek ditempatkan di Papua, maka tidak laku karena tidak ada kemacetan di sana. Intinya, startup harus bisa melihat peluang bisnis dengan menganalisa permasalahan di masyarakat.

"Jadi selain kemampuan teknis, pemrogramannya, juga pemahaman akan identifikasi terhadap problem yang akan diselesaikan," kata Fadjar.

Fadjar menambahkan, semakin besar permasalahan itu dirasakan orang banyak, maka akan semakin besar impact solusi yang ditawarkan startup tersebut. Dengan demikian, tingkat keberhasilan startup itu akan semakin besar.

Lantas, apa yang harus dilakukan agar berdaya saing di era industri 4.0? Fadjar meminta startup tak berpuas diri dengan produk yang diciptakan. Meski sambutan masyarakat cukup baik, namun inovasi harus tetap digenjot. Sebab, kebutuhan masyarakat sangat dinamis.

"Ke depan daur hidup produk makin pendek. Kalau sudah merasa unggul dengan suatu produk, belum tentu akan survive," kata Fadjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com