DENPASAR, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meyakini, realisasi defisit APBN 2018 bisa lebih kecil dibandingkan asumsinya. Meski belum pasti, namun Kemenkeu menyebut defisit bisa di bawah 2 persen terhadap PDB.
Di APBN 2018, pemerintah mematok target defisit mencapai 2,19 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Ini mungkin pencapaiaan yang pertama kali bahwa kita bisa kendalikan defisit APBN dengan tanpa APBN-P," ujar Direktur Jenderal Anggaran, Kemenkeu, Askolani, Bali, Rabu (5/11/2018).
Askolani belum mau menyebut angka pasti perkiraan realisasi defisit APBN 2018. Meski begitu dari pantauan Kemenkeu kata dia, potensi defisit di di bawah 2 persen cukup besar.
Sebenarnya, angka defisit di bawah 2 persen pernah terjadi. Namun diyakini pecahkan rekor karena APBN 2018 tidak mengalami perubahan di tengah jalan atau tanpa APBN-P.
Padahal kata Askolani, setiap tahun pemerintah biasanya, mengajukan APBN-P ke DPR. Hal itu dilakukan dengan berbagai pertimbangan.
Mulai dari penerimaan pajak yang tidak optimal, belanja yang tak terkendali hingga menjaga defisit tak lewat dari 3 persen sesuai amanat UU Keuangan.
"Retapi tahun ini terbalik, sangat terbaik. Satu penerimaannya sangat baik, pajak maupun non pajak, belanjanya juga mulai cukup optimal, kemungkinan di bawah dari target 2,19 persen," kata dia
Sebelumnya, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 31 Oktober 2018 menunjukan angka yang positif.
Dari sisi pendapatan negara, realisasinya sebesar Rp 1.483,9 triliun, atau naik 20,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.