Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Masih Punya Kesempatan untuk Tumbuh

Kompas.com - 05/12/2018, 18:07 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Sampoerna University sekaligus Manajer Program Kerjasama HSBC-PSF Wahyoe Soedarmono mengatakan, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global, ekonomi Indonesia pada tahun mendatang tetap berpotensi untuk tumbuh lebih baik dari pada 2018.

“Proyeksi ini telah mempertimbangkan berbagai faktor pendorong, antara lain potensi arus investasi swasta dan belanja pemerintah, terutama untuk pembangunan infrastruktur, selain juga supply dan demand agregat dan kestabilan laju inflasi,” ujar Wahyoe di Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2018).

Sementara dari sisi tantangan eksternal, faktor utama yang harus diwaspadai adalah risiko geopolitik akibat tekanan perdagangan antara AS dan China serta negara-negara maju besar lainnya.

“Kondisi eksternal sendiri telah berdampak pada defisit transaksi berjalan (current deficit account/ CAD) yang terus meningkat dan telah mencapai 3,37 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III tahun 2018, dan berpotensi menekan nilai rupiah," ujar Wahyoe.

Baca juga: Apindo Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2 Persen pada 2019

Kondisi ini hampir sama dengan tahun 2013-2014. Namun secara keseluruhan, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia masih prudent pada 2019 mendatang, karena didorong oleh efektivitas belanja pemerintah dan investasi swasta.

"Pertumbuhan kredit perbankan khususnya kredit investasi juga meningkat,” jelas Wahyoe.

Hal ini menurut Wahyoe juga didukung dengan performa ekonomi domestik beberapa tahun belakangan, dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka sekitar 5 persen dinilai cukup baik dibandingkan dengan negara-negara lain.

“Selain itu, adanya pemilihan umum (pemilu) di tahun mendatang juga menjadi faktor yang harus dipertimbangkan, mengingat belanja pemerintah dan tingkat konsumsi publik yang bertendensi meningkat mendekati periode pemilu,” imbuh dia.

Lebih lanjut, Wahyoe melihat urgensi peran sektor keuangan dan perbankan guna merealisasikan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan lebih baik dibandingkan tahun 2018.

Baca juga: OJK Sebut Perbankan Indonesia Siap Terapkan Lanjutan Standar Basel III

“Akan cukup menantang jika pertumbuhan ekonomi sebatas bergantung pada anggaran belanja pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Maka dari itu, diperlukan sokongan dari sektor keuangan, termasuk pendanaan via perbankan, untuk meningkatkan pertumbuhan investasi dari sektor swasta,” paparnya.

Namun di sisi lain, pengelolaan arus investasi di sektor keuangan harus tetap dijaga agar tidak menarik investasi asing yang terlalu besar, guna mencegah terjadinya peningkatan CAD.

“Sektor keuangan ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, peningkatan peran sektor keuangan, baik perbankan ataupun pasar modal, dapat mendorong investasi swasta yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi lain, peningkatan investasi swasta yang tidak diikuti peningkatan produktivitas dan tabungan nasional dapat memperburuk defisit neraca transaksi berjalan,” ucap Wahyoe.

Menurut hasil studinya, di kawasan Asia-Pasifik, perkembangan sektor finansial berkontribusi terhadap peningkatan CAD.

“Untuk itu, inklusi keuangan yang tidak hanya mendorong investasi swasta, tetapi mendorong tabungan dan produktivitas bagi seluruh lapisan masyarakat, menjadi kunci stabilitas perekonomian,” jelas dia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com