Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 dari 4 Pegawai "Resign" Punya Keahlian yang Dibutuhkan Perusahaan

Kompas.com - 07/12/2018, 10:19 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan akan sebisa mungkin mempertahankan pegawai yang bertalenta dan punya keterampilan yang dibutuhkan perusahaan untuk berkembang. Sayangnya, tak semua perusahaan punya daya tawar lebih untuk mempertahankan.

Sementara itu, pegawai yang bertalenta itu meyakini dirinya punya kesempatan lebih baik untuk berkembang dengan remunerasi yang lebih menjanjikan di perusahaan lain.

Career Business Leader Mercer Indonesia Astrid Suryapranata mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan Mercer, terungkap 1 dari 4 pegawai yang pindah pekerjaan merupakan talenta terbaik perusahaan.

"Hampir 40 persen (responden) bicara setiap empat orang yang keluar, satu atau lebih itu talent mereka," ujar Astrid di Jakarta, Kamis (6/12/2018).

Baca juga: Mau Resign? Ajukan 5 Alasan Ini agar Tetap Profesional

Survei Mercer juga menyebutkan, rata-rata jumlah pegawai yang pindah pekerjaan di smua industri pada 2018 sebesar 7,4 persen. Angkanya lebih kecil ketimbang tahun 2017, yakni 7,9 persen.

Mercer tak memberi data spesifik pekerjaan yang paling banyak pegawainya pindah tempat bekerja. Namun, ada data yang menunjukkan tren intensitas perekrutan pegawai di keseluruhan industri.

Pada 2018, 41 persen perusahaan melakukan ekspansi pada 2018. Sedangkan mayoritasnya sebesar 47 persen memilih mempertahankan jumlah pekerjanya.

Baca juga: Terungkap, 3 Alasan Utama Karyawan Resign

Ini berarti perusahaan akan mengganti pegawai yang keluar perusahaan dengan merekrut pegawai baru.

"Kalau dilihat dari sisi industri high tech, financial services, consumer goods, ini banyak hire. Jadi turnover mereka cukup tinggu dibandingkan keseluruhan industri lain," kata Astrid.

Industri yang cenderung rendah tingkat perekrutannya adalah bahan kimia.

Sementara itu, ada sejumlah alasan pegawai memilih pindah pekerjaan di perusahaan lain. Alasan yang paling banyak disampaikan pegawai yang pindah perusahaan karena kurang memiliki kesempatan berkarir dan berkembang.

Opsi tersebut disampaikan 53 persen responden Mercer. Alasan keduanya adalah gaji yang kurang kompetitif.

Sebanyak 51 persen responden mengganggap gaji yang mereka dapatkan di tepatnya bekerja tak sebesar di perusahaan lain. Alasan berikutnya adalah benefit yang kurang kompetitif yang dipilih 27 responden.

Umumnya opsi tersbeut dipilih pegawai yang bekerja di industri barang konsumsi dan teknologi.

Kemudian pegawai juga beralasan hubungan dengan sejawat atau atasannya tidak harmonis sebanyak 17 persen. Biasanya opsi ini dipilih pekerja di industri ilmu hayati.

Baca juga: Tiba-tiba Passion Kerja Berubah, Siapkan Hal Berikut Sebelum Resign

Ada pula 17 persen responden yang mengaku keluar dari pekejraannya karena level stres yang tinggi, biasanya bagi pekerja di industri ilmu hayati dan teknologi.

Jarak kantor yang jauh dan lamanya waktu tempuh ke tempat bekerja juga menjadi alasan 15 persen responden. Dilanjutkan dengan alasan aktivitas pekerjaan yang tak cocok sebanyak 14 persen, kultur perusahaan yang tidak sehat sebesar 10 persen, hingga tuntutan pekerjaan untuk lembur atau waktunya tak fleksibel sebesar 5 persen.

Data tersebut, kata Astrid, cocok jika dilihat fakta bahwa banyak pegawai yang memiliki talenta yang dibutuhkan kantor, namun mereka memilih angkat kaki dari perusahaan.

"Sehingga mereka harus diperhatikan dari sisi income dan kesempatan untuk berkembang di perusahaan," tutur Astrid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com