Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revaluasi Aset, Nilai Barang Milik Negara Diperkirakan Naik Jadi Rp 5.700 Triliun

Kompas.com - 07/12/2018, 15:08 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) memprediksi, nilai aset Barang Milik Negara (BMN) akan naik menjadi Rp 5.700 triliun setelah dilakukan revaluasi.

"Barang milik negara berupa tanah, bangunan, gedung, jalan, irigasi, jembatan. Bukan meja dan kursi ya," kata Direktur Barang Milik Negara (BMN) DJKN, Encep Sudarwan ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).

Encep mengatakan, nilai yang dimiliki BMN saat ini sebesar Rp 4.190 triliun. Revaluasi telah selesai dilakukan dan pengkajian nilainya sedang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Setelah itu baru akan diketahui dengan pasti berapa nilai BMN nantinya.

"Revaluasi BMN sudah selesai, sekarang sedang diaudit oleh BPK. Jadi, akhir Desember ini BPK selesai melakukan audit. Mudah-mudahan bagus hasilnya," ujarnya.

Dia menjelaskan, nilai BMN sebesar Rp 4.190 triliun itu mengacu pada perhitungan yang dilakukan pada 2007/2008 silam. Sehingga harga tersebut perlu diperbaharui seiring dengan peningkatan nilai suatu barang.

"Sepuluh tahun kemudian (kita) menilai. (Karena nilai) tanah meningkat, kita juga belanja untuk pembangunan. Kalau mau dilakukan revaluasi lagi, waktunya sepuluh tahun. Revaluais butuh waktu, biaya, dan tenaga yang besar," pungkasnya.

Ia menambahkan, ada sejumlah manfaat yang diperoleh dengan dilakukannya revaluasi ini. Seperti pendataa BMN lebih bagus, nilai wajarnya, dan berapa jumlah BMN yang tak tercatat.

"Manfaatnya juga kita bisa mengelola (BMN) lebih bagus lagi dan bereskan administrasinya. Kan sudah keluar Undang-Undang PNBP, di dalamnya ada penerimaan negara bukan pajak dari BMN. Dengan data ini kita juga bisa mengali potensi penerimaan negara bukan pajak dari BMN," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com