Kita tidak bisa melihat mereka seperti adanya sekarang ini, tetapi lihatlah sepuluh dua puluh tahun lalu, kekosongan apa yang menarik perhatian Amazon dkk tersebut.
Hari ini Anda memang sedang melihat ‘badai tornadonya’, tapi apakah anda sudah berhasil melihat ‘kepakan sayap kupu-kupunya’? That’s my point.
Cara kebanyakan industri atau bisnis memperlakukan futurism adalah dengan menarik garis lurus dari hari ini ke masa depan, melihat badai tornado di depan sana.
Mendiang Steve Jobs, pendiri Apple, tak akan setuju dengan metode ini. Kita, industri dan bisnis, seharusnya menarik garis dari satu titik di masa lampau ke titik di hari ini.
Kita harus mampu melihat kepakan sayap kupu-kupu itu dulu sebelum berbicara soal tornadonya. Begitulah protokolnya.
Hanya dengan cara ini, imajinasi-imajinasi kita tak hanya berisi sampah busuk, tetapi gagasan-gagasan yang menjawab tantangan dan kebutuhan masa depan.
“So many things are possible as long as you don’t know they are impossible.” – Mildred D. Taylor.
Lupakan tornadonya. Semoga kita segera menemukan kepakan sayap kupu-kupu itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.