SATU hari Minggu yang tak begitu indah. Seekor tikus menemukan remah-remah makanan. Ia makan sebutir. Lalu berjalan terus sembari memakan butiran-butiran selanjutnya.
Ia tak berpikir soal kemana butiran remah-remah itu akan membawanya: ke jebakan tikus, atau ke sumber remah-remah yang lebih aduhai.
Saat ia menemukan sumber remah-remah adalah sebuah kantong kertas yang berlubang di atas meja makan, ia balik ke sarangnya dan mengajak dua saudaranya untuk menyerbu kantong bolong itu ramai-ramai. Ia tak tahu isinya apa. Yang jelas enak.
Saat ketiganya sampai di meja, si empunya kantong sudah menunggu mereka dengan gagang sapu. Dalam sekali sabetan satu dari tiga tikus itu terlempar menghantam vas bunga cantik di meja. Vas pecah, bunga segar berhamburan.
Dua tikus yang selamat berlari ke dua arah yang berbeda. Si pemburu mengejar satu tikus sembari melempar sapu ke tikus lainnya. Luput. Sapu mengenai mouse laptop yang tak sengaja meng-klik tombol "send" di layar.
Tikus yang lain lari terkencing-kencing melintasi belakang TV dengan colokan-colokan stop kontak yang bertumpuk-tumpuk. Korslet. TV, DVD Player, Decoder TV Kabel, semuanya terbakar.
Satu tikus mati. Dua selamat. Si pemburu – pemilik kantong kertas yang bolong – hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.
Malam harinya istrinya mengamuk vas bunga kesukaannya hancur. Itu vas bunga yang sangat sentimental.
Pagi harinya direktur perusahaan ngamuk, melihat materi email yang belum selesai sudah dikirimkan ke para pemegang saham.
Sore harinya ia harus membayar hampir 1.200 dolar untuk reparasi TV, DVD Player, Decoder dan beberapa piranti elektronik yang ikut korslet.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.