Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Proyeksi, Peluang, dan Tantangan Investasi 2019

Kompas.com - 10/12/2018, 11:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Investasi Obligasi

Secara teori, harga obligasi ditentukan oleh perubahan suku bunga. Jika suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun dan sebaliknya.

Di Indonesia, 2 faktor utama yang menentukan perubahan tingkat suku bunga adalah inflasi dan nilai tukar. Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat inflasi selalu rendah dan stabil serta masuk dalam target pemerintah di level 3,5 persen plus minus 1. Yang di luar dugaan adalah nilai tukarnya.

Untuk tahun 2018, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menyebabkan kenaikan BI Rate. Sesuai dengan teori, kenaikan BI Rate membuat harga obligasi dan reksa dana pendapatan tetap yang berinvestasi pada obligasi mengalami penurunan.

Untuk tahun 2019, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diproyeksikan akan menguat di sekitar Rp 14.200an karena perubahan kebijakan suku bunga bank sentral AS. Dengan asumsi inflasi 2019 tetap terkendali di 3,5 persen plus minus 1, maka BI Rate di tahun 2019 berpeluang untuk naik hanya 1 kali, tetap atau bahkan turun pada akhir tahun.

Skenario ini, apabila terjadi, akan memberikan efek positif bagi harga obligasi pemerintah dan reksa dana yang berinvestasi pada obligasi pemerintah seperti reksa dana pendapatan tetap.

Untuk itu, tahun 2019 seharusnya akan menjadi tahun yang bagus untuk investasi di obligasi pemerintah dan reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi karena kemungkinan terjadinya penurunan harga lebih kecil.

Investasi Saham dan Tahun Politik

Suasana Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (21/5/2018).KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Suasana Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (21/5/2018).
Tahun 2019 yang merupakan tahun diselenggarakannya Pemilu dan Pilpres secara serentak pertama kali dalam sejarah demokrasi di Indonesia, diyakini merupakan tahun yang baik bagi investasi di pasar modal.

Entah kebetulan atau tidak, setiap tahun politik di Indonesia, biasanya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pertumbuhan yang positif. Sebagai referensi, kinerja IHSG pada tahun 1999 naik sebesar 70,06 persen, tahun 2004 naik sebesar 44,56 persen, tahun 2009 naik sebesar 86,98 persen dan terakhir tahun 2014 naik sebesar naik 22,29 persen.

Sistem pemilihan secara serentak untuk Presiden dan DPR merupakan terobosan yang sangat bagus dalam demokrasi karena menghemat waktu konsolidasi politik. Sebab Presiden dipilih bersama dengan partai pendukungnya dalam satu paket.

Presiden yang didukung oleh DPR akan memberikan wewenang yang lebih kepada Presiden dalam pemilihan posisi menteri sehingga eksekusi program dapat dilakukan lebih cepat.

Sepanjang pemilihan berjalan aman, damai dan lancar, siapapun pemenangnya baik petahana maupun penantang, tidak berdampak negatif terhadap perkembangan investasi di pasar modal.

Untuk fundamental sendiri, walaupun di tengah isu pelemahan nilai tukar dollar AS dan kenaikan harga minyak, laporan keuangan perusahaan hingga kuartal III tahun 2018 sejauh ini masih cukup bagus. Penjualan dan laba bersih masih tetap tumbuh.

Penurunan harga yang terjadi selama 2018 akan membuat valuasi saham menjadi semakin menarik baik bagi investor lokal ataupun investor asing. Aliran dana asing yang keluar secara massif dari pasar saham Indonesia sejak 2 tahun terakhir juga sudah berangsur-angsur masuk.

Selain kebijakan yang bersifat populis seperti penentuan tarif BBM dan listrik, pemerintah juga mulai mengambil kebijakan yang berdampak positif ke perekonomian seperti upaya peningkatan sektor properti. Mulai dari pelonggaran ketentuan Loan to Value (LTV atau DP rumah), percepatan pembayaran ke kontraktor, hingga PPnBM untuk properti mewah yang dinaikkan dari Rp 20 miliar menjadi Rp 30 miliar.

Sektor properti merupakan sektor yang banyak turunannya dan berimplikasi positif bagi banyak sektor lain mulai dari bahan bangunan, kontraktor, furniture, pembangunan infrastruktur pendukung, agen properti, kredit dari perbankan dan penyerapan tenaga kerjanya.

Dengan kondisi di atas, perkiraan harga wajar IHSG pada tahun 2019 adalah di level 7.200. Sebagai instrumen yang high risk high return, pergerakan IHSG dan reksa dana saham akan tetap berfluktuasi. Investor perlu memahami risiko tersebut sebelum berinvestasi.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com