Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut JK, Ini 3 Syarat Agar Ekonomi Lebih Baik di Era Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 10/12/2018, 17:48 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan revolusi industri adalah suatu keniscayaan. Namun, perkembangannya di setiap negara akan berbeda berdasarkan kebutuhan setiap negaranya.

“Revolusi industri tidak bisa disamaratakan (di berbagai negara), karena kebutuhannya beda-beda,” ujar Kalla dalam acara CEO Forum Embracing Industry 4.0 Opportunity di Jakarta, Senin (10/12/2018).

Lanjut Kalla, menurutnya ada tiga hal pokok yang harus dilakukan agar perekonomian Indonesia lebih baik dari sebelumnya. Hal ini terkait pula dengan revolusi industri 4.0.

“Yakni pengembangan teknologi, semangat enterpreneurship (kewirausahaan), serta kecepatan dan bersihnya birokrasi. Kalau kita punya tiga hal itu, maka Indonesia insya Allah ekonominya akan lebih baik dari pada sebelumnya,” jelasnya.

Baca juga: Apindo: Revolusi Industri 4.0 Bisa Mengancam Tenaga Kerja Lokal

Tak pelak, berbagai aspek pun dibutuhkan untuk mendukung terwujudkan tiga hal ini. Mulai dari sisi pengusaha yang memanfaatkan dan mengembangkan teknologi dalam usahanya, hingga peran pemerintah untuk menciptakan alur birokrasi yang bersih nan cepat.

“Dari pemerintah itu adalah tanggung jawab agar birokrasi bisa lebih bersih dan lebih cepat. Itulah harapan kita, tahun depan pasti lebih baik karena pasti pemerintah selalu berusaha lebih baik, itu harapannya,” terang Kalla.

Kalla berkeyakinan, ketika wirausaha dan iklim investasi di Indonesia sudah baik dibandingkan negara-negara lain, pasti akan berdampak terhadap membaiknya perekonomian Indonesia ke depan.

Sementara, menurut riset dari McKinsey menunjukkan bahwa Industri 4.0 akan berdampak signifikan pada berbagai industri di Indonesia adalah sebuah fakta yang tidak bisa diabaikan.

“Digitalisasi mendorong pertambahan sebanyak 120 miliar dollar AS atas hasil ekonomi Indonesia pada tahun 2025,” ujar McKinsey & Company Parner and Leader Southeast Asia Operations Vishal Agarwal pada kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com