Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Bunga Deposito Makin Sengit

Kompas.com - 11/12/2018, 05:10 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Perebutan dana perbankan di pasar semakin sengit. Tak sedikit pula perbankan yang agresif menaikkan tingkat bunga deposito guna mengamankan likuiditas jelang akhir tahun 2018.

Namun perang bunga deposito kini mulai mengarah ke tidak sehat. Seperti dilansir Kontan.co.id , seorang bankir menyebut bunga deposito special rate di pasar sudah mulai di luar kendali.

Menurut dia, ada beberapa bank besar terutama di kategori BUKU III dan BUKU IV yang tak segan-segan memasang bunga special rate deposito sebesar 9 persen untuk tenor satu bulan dan tiga bulan.

Hal ini praktis sudah lebih tinggi dibandingkan rata-rata special rate deposito yang pernah disampaikan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per awal September 2018 lalu. Kala itu, LPS menyebut special rate BUKU IV sudah sebesar 6,91 persen dan BUKU III mencapai 7,17 persen. Sementara BUKU II 6,91% persen dan BUKU I bertengger di 6,9 persen.

Baca juga: Investasi Generasi Milenial, Pilih Emas atau Deposito?

Rata-rata bunga deposito di industri menurut LPS ada di kisaran 7 persen. Per 9 November LPS mencatat rata-rata suku bunga deposito special rate industri perbankan untuk tenor satu bulan saat ini sudah mencapai 7,08 persen. Tingkat bunga tersebut naik dari posisi pada September 2018 yang mencapai 7,02 persen.

Nah berdasarkan klasifikasi per BUKU, deposito berbunga khusus pada awal November 2018 memang naik. Data LPS menunjukan BUKUI, II, III, dan IV masing-masing mencatatkan suku bunga special rate pada level 6,96 persen, 6,98 persen, 7,28 persen, dan 6,98 persen.

BUKU III masih menjadi kelompok bank yang menawarkan bunga simpanan paling tinggi dibandingkan dengan kelompok bank lainnya.

Beberapa bank sengaja menaikkan suku bunga special rate untuk mempertebal likuiditas, disamping itu hal ini juga dilakukan agar tingkat aset bank pada akhir tahun bisa melejit naik. Terutama pada bank besar dan menengah (BUKU III).

"Nasabah yang punya dana besar ada yang menawarkan 9 persen, dan diambil sama banknya. Buat menjaga likuiditas akhir tahun sekaligus windows dressing bank supaya kelihatan asetnya besar," ujar sumber Kontan yang tak mau disebutkan namanya, Senin (10/12/2018).

Dia juga mengatakan, bila mengacu pada aturan batas atas (capping) bunga deposito perbankan per BUKU, maka hal tersebut secara langsung sudah melanggar aturan. Belum lagi, efeknya terhadap persaingan pasar yang menjadi tidak sehat.

Artinya, banyak bank yang terpaksa menaikkan bunga special rate agar dapat bersaing mendapatkan bunga. Melihat kondisi seperti ini, Ia menilai fenomena ini akan terus berlanjut bila tidak ada campur tangan dari regulator.

"Saya kira bisa berlanjut ke tahun depan, untuk bank yang tidak punya kemampuan menaikkan bunga praktis akan bermasalah likuiditasnya. Tapi sejauh ini bank sudah punya caranya sendiri untuk mengamankan likuiditas," sebutnya.

Beberapa bankir yang dihubungi memiliki respons yang beragam. Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan, bagi bank yang hanya mengandalkan deposito dan hanya bersaing lewat bunga tidak akan mencapai pertumbuhan yang stabil (sustainable).

"Kami percaya bersaing dengan bunga semata tidak akan sustainable hasilnya," katanya.

Parwati bahkan kaget mendengar ada bank yang menawarkan deposito special rate hingga 9 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com