Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Langkah Transformasi Perusahaan di Era Disrupsi Teknologi

Kompas.com - 11/12/2018, 12:39 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Revolusi Industri 4.0 tidak jadi perbincangan asing lagi. Dengan beragam kehadiran dan kemajuan teknologi, disrupsi menjadi hal yang tidak bisa dihindari.

Menurut survei yang dilakukan McKinsey & Company, Indonesia bisa memetik keuntungan, utamanya dari segi industri manufaktur.

Diproyeksikan, tahun 2025 nilai industri manufaktur bisa mencapai 34 miliar dollar AS. Oleh karena itu, penting untuk mempercepat langkah agar sektor ini bisa segera merambah digital.

Untuk mencapai seluruh potensi industri 4.0 di sektor manufaktur, McKinsey menyebut bahwa perusahaan-perusahaan perlu melewati tahap percontohan dengan menjalani triple transformation.

Baca juga: Hadapi Industri 4.0, Pelaku Usaha Tekstil Harus Transformasi

“Pertama, proses bisnis yakni mengembangkan visi bisnis yang jelas dari awal dan menerapkan peta jalan secara bertahap, digitalisasi proses bisnis untuk meningkatkan nilai, menciptakan kemudahan dan efisiensi, serta fokus pada proyek percontohan yang terpenting,” ujar McKinsey & Company Partner and Leader Southeast Asia Operations Vishal Agarwal di Jakarta, Senin (10/12/2018).

Kedua, adopsi teknologi yakni untuk membentuk kelengkapan sistem teknologi yang bisa dikembangkan, mengadopsi arsitektur Tl "two speed" untuk penerapan cepat solusi digital terbaru dengan "middleware" yang menghubungkan dengan sistem Tl yang sudah ada.

“Membangun ekosistem yang terfokus bersama mitra-mitra yang tergabung dalam sebuah ekosistem pada perusahaan tersebut,” papar Agarwal.

Terakhir, Agarwal menyebutkan, adalah struktur organisasi, yaitu mendorong transformasi dari atas dan mengomunikasikan kesuksesan, serta menarik bakat-bakat dan keterampilan baru sambil meningkatkan kemampuan pekerja yang sudah ada.

Baca juga: Jeli Dalam Transformasi Digital Menuju Industri 4.0

“Membangun budaya yang menyokong transformasi, dan mengadopsi cara dan pola pikir baru untuk bekerja, misalnya belajar cepat, gagal cepat,” jelasnya.

Sementara itu, menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariadi Sukamdani mengatakan, industri 4.0 akan memerlukan perusahaan-perusahaan untuk bertransformasi agar mencapai tujuan-tujuan bisnis, termasuk efisiensi biaya operasional dan peningkatan volume produksi.

Transformasi ini tidak hanya membutuhkan teknologi yang tepat, tetapi juga kemitraan bipartit dan tripartit yang berfokus pada pertukaran pengetahuan tentang bentuk-bentuk baru untuk hubungan lndustri. Jika berhasil menerapkan Industrl 4.0, sektor manufaktur akan mampu terus memainkan perannya sebagai sektor penting yang mendukung ekonomi nasional,” kata Hariyadi dalam kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com