Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesuksesan Wardah Diharap Dorong Kosmetik Halal RI Tembus Pasar Global

Kompas.com - 13/12/2018, 17:29 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Produk kosmetik halal Indonesia belum dapat menembus 10 besar negara eksportir produk farmasi dan kosmetik terbesar di dunia.

Adapun Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Amalia Adininggar mengatakan, kosmetik halal Indonesia yang mampu memasarkan produknya secara global sejauh ini baru Wardah.

Menurutnya, kisah sukses Wardah bisa menjadi contoh bagi merek kosmetik lokal lainnya untuk bisa mulai gencar membidik pasar luar negeri.

"Branding yang diberikan oleh Wardah memiliki pesan yang sangat jelas. Bahwa kosmetik halal tidak hanya ditujukan untuk muslim, sertifikasi halal justru bisa membangun kepercayaan pasar," ujar Amalia dalam acara Indonesia Sharia'a Economic Festival di Surabaya, Kamis (13/12/2018).

Baca juga: Ekspansi Konsumen Baru, Wardah Incar Pelajar SMA

Amalia menjelaskan, pangsa pasar kosmetik halal dapat mencapai 54 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 783 triliun (kurs Rp 14.500) pada tahun 2022 mendatang. Tentu ini akan menjadi potensi yang sangat besar bagi industri kosmetik Indonesia jika dikelola dengan baik.

Sebagai catatan, berdasarkan data Global Islamic Economy 2018/2019, Indonesia kalah dengan 10 negara lain sebagai penyedia kosmetik halal global, yakni Uni Emirat Arab di peringkat pertama.

Kemudian, Malaysia berada di urutan kedua. Indonesia pun kalah dengan Singapura yang ada di urutan ketiga.

Di peringkat berikutnya ada Yordania, kemudian Pakistan, Brunei Darussalam, Mesir, Arab Saudi, Bahrain, dan Azerbaijan.

Baca juga: Fokus di Malaysia, Wardah Belum Lirik Pangsa Pasar Baru

Adapun industri modest fashion, keuangan syariah, dan pariwisata halal, Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara terbaik dengan masing-masing berada di posisi kedua, kesepuluh, dan keempat.

Ke depan, ujar Amalia, dengan semakin dikembangkannya peta rantai nilai halal di Indonesia, akan semakin mendorong potensi ekonomi dan keuangan Islam di Indonesia.

"Nanti pada saat kita bangun halal value chain itu akan mendorong kesempatan-kesempatan peluang ekonomi di setiap rantai suplai, termasuk nanti pengembangan islamic finance-nya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com