SURABAYA, KOMPAS.com - Produk kosmetik halal Indonesia belum dapat menembus 10 besar negara eksportir produk farmasi dan kosmetik terbesar di dunia.
Adapun Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Amalia Adininggar mengatakan, kosmetik halal Indonesia yang mampu memasarkan produknya secara global sejauh ini baru Wardah.
Menurutnya, kisah sukses Wardah bisa menjadi contoh bagi merek kosmetik lokal lainnya untuk bisa mulai gencar membidik pasar luar negeri.
"Branding yang diberikan oleh Wardah memiliki pesan yang sangat jelas. Bahwa kosmetik halal tidak hanya ditujukan untuk muslim, sertifikasi halal justru bisa membangun kepercayaan pasar," ujar Amalia dalam acara Indonesia Sharia'a Economic Festival di Surabaya, Kamis (13/12/2018).
Baca juga: Ekspansi Konsumen Baru, Wardah Incar Pelajar SMA
Amalia menjelaskan, pangsa pasar kosmetik halal dapat mencapai 54 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 783 triliun (kurs Rp 14.500) pada tahun 2022 mendatang. Tentu ini akan menjadi potensi yang sangat besar bagi industri kosmetik Indonesia jika dikelola dengan baik.
Sebagai catatan, berdasarkan data Global Islamic Economy 2018/2019, Indonesia kalah dengan 10 negara lain sebagai penyedia kosmetik halal global, yakni Uni Emirat Arab di peringkat pertama.
Kemudian, Malaysia berada di urutan kedua. Indonesia pun kalah dengan Singapura yang ada di urutan ketiga.
Di peringkat berikutnya ada Yordania, kemudian Pakistan, Brunei Darussalam, Mesir, Arab Saudi, Bahrain, dan Azerbaijan.
Baca juga: Fokus di Malaysia, Wardah Belum Lirik Pangsa Pasar Baru
Adapun industri modest fashion, keuangan syariah, dan pariwisata halal, Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara terbaik dengan masing-masing berada di posisi kedua, kesepuluh, dan keempat.
Ke depan, ujar Amalia, dengan semakin dikembangkannya peta rantai nilai halal di Indonesia, akan semakin mendorong potensi ekonomi dan keuangan Islam di Indonesia.
"Nanti pada saat kita bangun halal value chain itu akan mendorong kesempatan-kesempatan peluang ekonomi di setiap rantai suplai, termasuk nanti pengembangan islamic finance-nya," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.