Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Peluang Investasi Berbasis Saham dan Obligasi di 2019

Kompas.com - 14/12/2018, 09:17 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi membaiknya kinerja pasar saham dan obligasi di tahun 2019 memberi angin segar bagi para investor. Instrumen investasi berbasis saham dan obligasi pun sama-sama berpotensi memberikan imbal hasil menarik sepanjang tahun depan.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto berpendapat, instrumen berbasis saham berpotensi mencetak imbal hasil optimal sepanjang 2019. Hal ini didorong potensi pertumbuhan kinerja keuangan emiten-emiten yang terdapat di bursa.

Menurut dia, sepanjang tahun ini sebagian besar emiten masih bisa mencatatkan pendapatan dan laba bersih positif walau kondisi pasar kurang menguntungkan.

“Karena tekanan pasar mulai berkurang, harusnya kinerja emiten semakin membaik sehingga menguntungkan bagi investor saham,” kata dia, Kamis (13/12/2018).

Baca juga: Desember Waktunya untuk Belanja Saham, Ini Alasannya

Dia menyebutkan, keberadaan pilpres memang berpotensi membuat sebagian investor akan cenderung wait and see. Namun, efek agenda politik ini dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja produk-produk berbasis saham.

Pasalnya, para pelaku pasar sudah dari jauh-jauh hari mengetahui calon-calon pemimpin Indonesia beserta programnya. Selain itu, baik pileg dan pilpres tahun ini digelar serentak sehingga lebih efisien dari segi waktu. Alhasil, selepas pemilu investor sudah lebih tenang untuk masuk ke pasar saham.

Setali tiga uang, Direktur Utama Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana menilai, instrumen saham dapat menjadi pilihan yang tepat bagi investor di tahun depan mengingat valuasinya sudah cukup murah.

Akhir tahun ini dan kuartal pertama tahun depan disebut sebagai waktu yang tepat untuk masuk ke pasar saham. Sebab, indeks kerap mengalami rally sepanjang periode tersebut.

“Ini mengindikasikan pasar saham Indonesia tidak terganggu oleh agenda politik,” ujarnya.

Di luar saham, Jemmy memandang instrumen berbasis obligasi juga bisa menjadi pilihan bagi para investor di tahun depan. Sebab, intensitas kenaikan suku bunga acuan diprediksi akan berkurang. Dengan begitu, harga surat utang negara (SUN) kembali terangkat.

“Semester kedua bisa menjadi waktu yang tepat untuk masuk ke pasar obligasi karena tekanan suku bunga sudah berkurang,” kata dia.

Jemmy juga merekomendasikan surat berharga negara (SBN) ritel bagi para investor di tahun depan. Ini didukung oleh potensi imbal hasil yang menarik ditambah frekuensi penerbitannya yang diprediksi lebih sering di 2019 nanti.

Rudiyanto menilai, instrumen berbasis obligasi seperti reksadana pendapatan tetap memiliki peluang kinerja yang positif di tahun depan sehingga bisa menjadi pilihan bagi investor. Instrumen ini pada dasarnya memiliki sentimen yang lebih minim ketimbang saham.

Selama nilai tukar rupiah stabil dan penurunan agresivitas kenaikan suku bunga acuan terealisasi, kinerja obligasi akan membaik. “Beda dengan saham yang bisa terpapar sentimen laporan keuangan emiten,” ujarnya memberi contoh. (Dimas Andi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Menimbang peluang investasi berbasis saham dan obligasi di 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com