Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedang Tren, Industri Digital Belum Mampu Selamatkan Angkatan Kerja?

Kompas.com - 15/12/2018, 14:38 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lapangan kerja adalah topik sensitif di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Meski pertumbuhan ekonomi negara cukup baik, suara-suara gaduh tetap bermunculan bila lapangan kerja tidak mampu menampung semua angkatan kerja.

Bedasar hasil analisa data iPrice, penyerapan angkatan kerja tahun ini masih dominan pada bidang pertanian sebesar 30,46 persen, perdagangan sebesar 18,53 persen, dan industri pengolahan sebesar 14,11 persen.

Sementara untuk industri digital masih minim.

Dalam laporan tersebutt, Dewan Pengawas Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menyebut bahwa penyerapan tenaga kerja industri digital belum cukup membuat perubahan masif.

Salah satu alasannya, turunan dari industri ini masih menekankan pada migrasi aktivitas ke platform internet.

Jika sebelumnya pekerjaan seperti berdagang dilakukan konvensional secara tatap muka yang mengorbankan jarak, waktu dan tenaga, maka kini pekerjaan itu jadi lebih efektif berkat pemanfaatan internet.

Lalu menjamurlah perusahaan dagang dalam talian yang beken dengan istilah e-commerce.

Namun, satu sisi potensi pertumbuhan ekonomi digital cukup tinggi tahun 2025. Berdasarkan penelitian Google & Temasek menyebut bahwa ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun 2025 bisa mencapai 240 miliar dollar AS.

“Para pemain di marketplace tidak cukup sekadar mengandalkan akselerasi mitra pedagang. Dan meski era otomasi di dunia industri perlahan berkembang melalui wacana industri 4.0, tapi tetap saja ada kerja-kerja ahli berkesinambungan yang mesti diperhatikan para pemain industri digital. Artinya, potensi lapangan,” tulis Peneliti iPrice Group Aldo Fenalosa dalam laporan tersebut, Sabtu (15/12/2018).

Tren karir e-commerce di ASEAN

Dari hasil riset iPrice, penyerapan tenaga kerja dari sektor e-commerce di regional ini meningkat hingga 40,7 persen dalam dua tahun terakhir.

Koefisien ini nyatanya jauh lebih tinggi dari jumlah tenaga kerja perekonomian digital yang diproyeksikan dalam laporan Google & Temasek.

“Dalam temuan iPrice, penyerapan tenaga kerja paling besar datang dari pemain internasional seperti Lazada dan Shopee. Investasi Lazada pada 6.659 pegawai menjadikannya sebagai e-commerce paling gemuk di wilayah Asia Tenggara,” jelasnya.

Tren perekrutan pegawai yang masif ternyata turut memengaruhi percepatan suatu pemain untuk berkompetisi dengan kompetitornya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com