Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Perdagangan Anjlok, Ini Komentar BI

Kompas.com - 17/12/2018, 17:02 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) masih optimis target defisit neraca barang dan jasa atau transaksi berjalan (current account deficit/CAD) masih dapat mencapai target 2,5 persen. Ini meskipundefisit neraca perdagangan anjlok cukup dalam dari 1,77 miliar dollar AS di Oktober 2018 menjadi 2,05 miliar dollar AS di November 2018.

Sementara hingga kuartal III 2018, BI mencatat defisit transaksi berjalan sebesar 3,37 persen atau setara dengan 8,85 miliar dollar AS, yang terdalam selama tahun 2018.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, optimisme tersebut muncul lantaran outlook perekonomian di tahun 2019 mendatang cenderung lebih baik dibanding tahun ini.

"Kalau BI view-nya masih sama, tahun depan harusnya situasi lebih baik terutama terkait kebijakan moneter AS yang mungkin saja tidak naik agresif suku bunganya di tahun di tahun 2019," jelas Mirza ketika ditemui awak media di acara BI Corner Awards di Museum BI, Senin (17/12/2018).

Baca juga: Terbesar Selama 2018, Neraca Perdagangan RI Defisit 2,05 Miliar Dollar AS

Mirza juga menekankan pentingnya menjaga dinamika ekspor dan impor barang dan jasa jika memang pemerintah menginginkan neraca perdagangan kembali positif. Pemberian insentif impor serta menggenjot pariwisata perlu untuk terus didorong.

Selain itu, Mirza juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat serta kalangan bisnis. Ini bertujuan agar kegiatan ekspor dan pariwisata dapat terus ditingkatkan.

"Pemerintah sudah mendorong ke kedua arah tersebut, yaitu terkait ekspor dan pariwisata, tinggal sekarang bagaimana supaya terjadi sinergi antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat dan kalangan bsinis supaya kegiatan ekspor dan pariwisata bisa ditingkatkan," jelas dia.

Baca juga: BI: Neraca Perdagangan Defisit Sejalan dengan Investasi

Sebaga catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilis neraca perdagangannya mencatatkan defisit bulan November sebagai yang tertinggi sepanjang 2018. Sebelumnya defisit terbesar neraca dagang RI pada 2018 terjadi pada Juli dengan defisit 2 miliar dollar.

"Ini dipicu oleh defisit sektor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 1,46 miliar dollar AS dan 0,58 miliar dollar AS," ujarnya.

Bila dibandingkan November 2017, defisit neraca dagang RI November 2018 melonjak tinggi. Sebab neraca dagang November 2017 justru surplus 221 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com