Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Dari 13 Bandara Angkasa Pura I Masih Merugi

Kompas.com - 19/12/2018, 06:05 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura 1 (Persero) terus berupaya agar semua bandara di bawah pengelolaannya menghasilkan keuntungan. Saat ini, dari 13 bandara yang dikelola perseroan, ada dua bandara yang masih merugi.

Dua bandara itu adalah Bandara Internasional Frans Kaisiepo di Biak dan Bandara Internasional Pattimura di Ambon.

"Dari 13 bandara tahun ini masih ada dua yang masih belum untung. Itu di Biak dan Ambon," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi di Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Baca juga: Upaya Angkasa Pura 1 Dongkrak Pariwisata Kalimantan Timur

Faik mengatakan, kedua bandara itu masih belum menghasilkan laba karena penerbangannya masih terbatas. Belum banyak penumpang yang menggunakan dua bandara tersebut.

Hal ini akan menjadi fokus perhatian Angkasa Pura I untuk diperbaiki pada tahun 2019. Faik memberi contoh, pada tahun 2017 lalu, Bandara Internasional El Tari Kupang masih merugi, namun pada tahun ini, kondisinya sudah menghasilkan laba meski sedikit.

"Tahun depannya saya fokus ke dua bandara ini," kata dia.

Faik menyebut, setiap daerah memiliki karakter dan potensi masing-masing. Oleh karena itu, perlakuan terhadap bandara di setiap daerah agar menghasilkan laba tentu saja berbeda.

Baca juga: Angkasa Pura 1 Diminta Tambah Ketebalan Aspal Runway Bandara Djuanda

Angkasa Pura I, imbuh Faik, harus menyesuaikan ukuran bisnis mereka dan pengelolaannya didorong secara maksimal.

"Kalau itu bagus buat mendatangkan turis, kita melakukan kegiatan yang mendorong turis, yaitu collaborative destination development (CCD)," jelas Faik.

Angkasa Pura I akan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk menggali potensi di sana. Dengan strategi yang tepat dan kecermatan melihat peluang, maka akan mendatangkan lebih banyak aktivitas di bandara tersebut.

Di Ambon, misalnya, banyak warga setempat yang merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta.

"Untuk turis bisa dikembangkan. Juga family visit," tutur Faik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com