Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Genjot Ekspor, Indonesia Jajaki Perdagangan dengan Sejumlah Negara

Kompas.com - 19/12/2018, 07:06 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, saat ini pemerintah terus menjajaki kerja sama perdagangan dengan sejumlah negara untuk meningkatkan ekspor.

Hal itu disampaikan Kalla saat ditanya soal antisipasi yang disiapkan pemerintah agar neraca perdagangan tak lagi defisit.

"Antara lain ini, bagaimana kita masuk dalam pola perdagangan yang lebih baik, dengan negara-negara lainnya. Kemarin kan dengan empat negara Eropa sudah selesai. Ini kami lagi berunding menyelesaikan Australia dengan AS (Amerika Serikat)," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Baca juga: Darmin: Neraca Perdagangan Anjlok Bukan karena Struktur Ekonomi Kita Lemah

Kalla mengharapkan perundingan kerja sama perdagangan yang baru dengan negara-negara tersebut bisa menjadikan ekspor Indonesia lebih unggul daripada negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Vietnam.

Kalla menambahkan, meskipun nilai ekspor turun dibandingkan dengan bulan Oktober, sedianya volume komoditas yang diekspor jumlahnya tetap. Namun, nilai ekspor menurun karena terjadi penurunan harga komoditas yang diekspor.

Ia menyebutkan sejumlah komoditas ekspor yang harganya turun ialah batu bara, karet, minyak sawit mentah (CPO), dan cokelat.

Baca juga: Penurunan Ekspor Jadi Penyebab Defisit Neraca Perdagangan Melebar

Kalla juga mengatakan, sedianya peluang Indonesia untuk mengekspor komoditas andalannya meningkat di tengah perang dagang antara AS dan China.

Namun, tetap saja Indonesia harus secara intensif menjalin kerja sama perdagangan agar tak ada hambatan nantinya.

"Dengan Australia sudah hampir selesai, tinggal tanda tangan saja. Dengan Uni Eropa, Amerika, itu mudah-mudahan awal tahun depan. Amerika dan Uni Eropa saya kira bulan depan, ada revisi," lanjut Kalla.

Baca juga: Neraca Perdagangan Jeblok, Pemerintah Dinilai Kurang Antisipasi

Sebelumnya, neraca dagang Indonesia harus kembali mengalami defisit pada November 2018. Setelah defisit 1,77 miliar dollar pada Oktober, kali ini defisit mencapai 2,05 miliar dollar AS.

Bila dibandingkan November 2017, defisit neraca dagang Indonesia pada November 2018 melonjak tinggi. Sebab, neraca dagang November 2017 justru surplus 221 miliar dollar AS.

Dari sisi ekspor, nilainya 14,8 miliar dollar dengan rincian ekspor nonmigas 13,4 miliar dollar AS dan migas 1,37 miliar dollar AS. Nilai ekspor ini turun 3,28 persen dibandingkan November 2017.

Baca juga: Neraca Perdagangan Anjlok, Ini Komentar BI

Sementara dari sisi impor justru terjadi lonjakan 11,68 persen. Total impor November 16,87 miliar dollar AS, dengan rincian ekspor nonmigas 14 miliar dollar AS dan migas 2,83 miliar dollar AS.

Pada November 2017 lalu, impor RI hanya 15,11 miliar dollar AS saja dengan komposisi 12,9 miliar dollar AS impor nonmigas dan 2,20 miliar dollar AS impor migas.

Kompas TV Neraca perdagangan Indonesia kembali defisit, nilainya bahkan menjadi yang terburuk pada tahun ini. Di bulan November defisit dagang Indonesia sebesar 2,05 miliar Dollar Amerika Serikat. Ini adalah ke-8 kalinya defisit terjadi sepanjang tahun dan jadi yang terburuk setelah pada bulan Juli defisit sebesar 2 miliar Dollar Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com