JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Misbakhun mengatakan, struktur sektor usaha saat ini masih bagian dari peninggalan Orde Baru.
Termasuk para pengusaha dengan bisnis yang menggurita dan dikenal dengan sebutan 9 Naga. Ia menegaskan, 9 Naga itu tidak lahir di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Yang sekarang menguasai pasar tepung, pasar beras, pasar gula dan sebagainya, apakah itu lahir di zaman Pak Jokowi?" ujarnya dalam acara seminar persaingan usaha di Jakarta, Rabu (19/12/2018).
"Apakah 9 naga, 7 naga atau berapa naga itu lahir di zaman Pak Jokowi? Bukan," sambung politisi Partai Golkar itu.
Baca juga: Timses: Kalau Prabowo Menang, 9 Naga akan Jadi 90 Naga...
Jokowi dan Ma'ruf Amin kata dia menyadari struktur ekonomi Indonesia masih perlu banyak perbaikan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera.
Terlebih saat ini, struktur ekonomi merupakan peninggalan Orde Baru yang masih lekat dengan dominasi segelintir para pengusaha besar itu.
Oleh karena itu ucap Misbakhun, Jokowi-Ma'ruf Amin mendukung penuh penguatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Peran KPPU dinilai sangat penting untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat.
Dengan KPPU yang kuat, praktik kartel perdagangan bisa ditindak. Para pengusaha kecil pun bisa bersaing secara sehat, sementara masyarakat mendapatkan manfaat harga barang yang lebih terjangkau.
Sebelumnya, Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Harryadin Mahardika mengatakan, Prabowo-Sandiaga tak ingin dunia usaha di Indonesia hanya dikuasai oleh 9 pengusaha besar yang dikenal dengan sebutan 9 naga.
"Kalau nanti Prabowo dan Sandi menang, itu 9 itu jadi 90 naga," ujarnya.
Harryadin mengatakan, dominasi 9 naga dalam dunia usaha sudah terjadi sejak dulu. Namun hingga hari ini, sampai era kepemimpinan Presiden Jokowi, para pengusaha itu masih eksis.
Padahal kata dia, dalam perspektif persaingan usaha, 9 naga ini berbahaya karena masih bisa oligopoli. Jadi masih bisa mengatur harga, jadi kartel.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.