Kedua, kemampuan membentuk kerjasama (kooperatif). Sejarawan cemerlang Yuval Noah Harari melalui buku karyanya A Brief History of Humankind menyebut bahwa pada akhirnya manusia mampu mengalahkan mahkluk hidup lainnya karena pada diri manusia ada kemampuan untuk membangun kelompok.
Manusia mampu melakukan konsolidasi organisasi. Ketika berkonsolidasi ini manusia berbagi ilmu pengetahuan. Dari sinilah awal muncul penemuan-penemuan baru serta lahir ilmu pengetahuan (sains). Hari ini sains ini mewujud dalam rupa industri 4.0.
Ketiga, ketrampilan komunikasi. Dari mana awal mula terbentuk kerjasama dan konsolidasi antar manusia? Komunikasi merupakan perkakas utamanya.
Dalam berkomunikasi bukan melulu menyoal tentang verbal (tulisan, kata-kata). Lebih penting dari itu adalah non verbal. Intonasi dan bahasa tubuh merupakan faktor penentu utama manusia dalam berkomunikasi. Terjadi komunikasi dua arah antar manusia.
Mesin cerdas, robot digital, 3D printer dan penemuan-penemuan sains lainnya hanya mampu berkomunikasi satu arah. Respek sebagai akar dari komunikasi dua arah hanya dimiliki oleh manusia.
Keempat, empati. Satya Nadella merupakan CEO baru di Microsoft. Ia orang luar, bukan pendiri Microsoft seperti halnya Bill Gates dan Paul Allen. Satya Nadella, besar di India dan melanjutkan S2 di Amerika. Kemudian masuk sebagai karyawan di Microsoft. Dua puluh dua tahun berikutnya ia menjadi CEO Microsoft.
Selama puluhan tahun Microsoft ditabalkan sebagai perusahaan paling untung di dunia. Namun ketika Nadella menjadi CEO tahun 2014, terjadi perubahan luar biasa dalam lanskap bisnis. Produk dan jasa yang dijual oleh Microsoft sudah mendekati titik jenuh.
Agar tetap menjadi perusahaan terdepan, Nadella harus melakukan transformasi organisasi. Teknologi kunci saat ini yang dikembangkan oleh Microsoft adalah kecerdasan buatan dan cloud computing.
Oleh Nadella kiat sukses transformasi di Microsoft manakala ada kolaborasi antara teknologi dan empati. Manusia (karyawan Microsoft) yang berempati tinggi yang nanti akan menghasilkan teknologi baru bagi kesejahteraan dan peradaban manusia.
Empati, anugerah dari langit yang hanya dimiliki manusia. Tidak dimiliki perkakas digital.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.