Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Sukuk, Sri Mulyani Sebut Indonesia Sudah Paling Top

Kompas.com - 21/12/2018, 21:32 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara sudah berjalan baik sejak pertama kali dilaksanakan.

"Intinya, Indonesia sudah paling top, nomor satu. Yang mengeluarkan 1,25 miliar dollar AS, green sukuk. Kita juga diawasi, proyek apa saja yang menjadi basis dari SBSN itu," kata Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta, Jumat (21/12/2018).

Sri Mulyani menuturkan, memang nilai sukuk negara yang diterbitkan memang terbilang kecil jika dibandingkan dengan luar negeri atau negara lain. Pasalnya, tahun ini alokasi untuk sukuk negara hanya sebesar Rp 22,53 triliun. Akan tetapi nilainya terus bertambah seiring waktu dan pada 2019 menjadi Rp 28,4 triliun.

"Kalau SBSN makin besar, maka kita akan makin menarik para ahli keuangan syariah. Ahli keuangan syariah ditambah dengan ahli proyek, yang melihat kualitas dari proyeknya," ucapnya.

Selama ini, SBSN menjadi salah instrumen pendanaan dalam pembangunan proyek infrastruktur di Kementerian dan Lembaga atau KL. Bahkan, SBSN merupakan suatu alternatif pembiayaan infrastruktur di dalam negeri yang dinilai telah memberikan dampak baik.

"Jadi kami berterima kasih seluruh lembaga dan kementerian. Kita berjanji akan terus meningkatkan jumlah proyek dan anggaran yang dibiayai (dengan skema) SBSN ini. Sehingga dampak-dampak positif masih dirasakan," kata dia.

Sementara itu secara terpisah, Direktur Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman  menyebutkan, alokasi penerbitan sukuk tahun depan memang naik menjadi Rp 28,4 triliun. Tahun sebelumnya hanya sebesar Rp 22,53 triliun.

"Yang pasti totalnya Rp 28,4 triliun, sesuai terget di 2019," kata Luky.

Luky juga tidak menyebutkan berapa besaran dana SBSN yang akan dikucurkan ke tiap kementerian dan lembaga di 2019 mendatang. Rinciannya harus menunggu pada saat penerbitan pada Januari-Februari 2019.

"Strategi penerbitan itu sama dengan SBSN biasa. Tapi diselipkan di penerbitan SBSN yang rutin kita lakukan dua minggu sekali. Nanti jumlahnya kita tetapkan, berapa untuk Project Base Sukuk (PBS)," tambahnya.

Alokasi pembiayaan proyek SBSN pada 2019 akan dikucurkan kepada tujuh KL. Di antaranya Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Kemudian di Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com