Kemudian pada November 2018, PT Telkom Indonesia (Telkom) dikabarkan tengah melangsungkan kerja sama untuk memiliki sebagian saham sekaligus menyuntikkan dana untuk PT Karya Anak Bangsa (Go-Jek).
Dikutip dari StaitsTimes (16/11/2018), negosiasi ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendukung rencana Go-Jek melakukan ekspansi dan menjadi pesaing Grab di Singapura. Selain itu, saat ini Go-Jek juga tengah berupaya untuk mengembangkan bisnisnya ke negara kawasan Asia Tenggara lain seperti Thailand dan Filipina.
Namun hingga kini, belum ada kabar lebih lanjut soal kerja sama ini. Mengutip dari berbagai sumber, kerja sama antara Telkom dan Go-Jek menemui jalan buntu.
Baca: Telkom Akan Beli Saham Go-Jek?
Adapun berdasarkan situs Crunchbase, Selasa (25/12/2018) Go-Jek sudah mendapat pendanaan sebesar 3,3 miliar atau dollar AS dengan total 7 kali putaran pendanaan semenjak 31 Desember 2014. Terakhir, menurut situs tersebut, Go-Jek menerima pendanaan dari Corporate Round pada 31 Oktober 2018 yakni dari Tencent Holdings, JD.com, dan Google senilai 1,2 miliar dollar AS.
Perusahaan teknologi e-commerce yang didirikan Willian Tanuwijaya hingga Selasa (25/12/2018) dikutip dari Cruchbase telah mengumpulkan 9 kali pendanaan semenjak 6 Februari 2009. Di mana putaran pendanaan terakhir yang dilakukan oleh Tokopedia yakni seri G senilai 1,1 miliar dollar AS dari Alibaba dan SoftBank. Pendanaan ini masuk dalam program Vision Fund kedua raksasa teknologi tersebut.
Baca: Tokopedia Raih Pendanaan 1,1 Miliar Dollar AS dari Alibaba dan SoftBank
Seorang sumber menyatakan, dengan pendanaan itu, maka nilai Tokopedia saat ini mencapai 7 miliar dolar AS. Pendanaan ini diketahui setelah beberapa pekan sebelumnya SoftBank mengucurkan pendanaan sebesar 2 miliar dollar AS kepada Coupang, perusahaan e-commerce Korea Selatan.
Tokopedia menyatakan telah merambah 93 persen wilayah Indonesia. Meski tidak menyajikan data pasti, namun Tokopedia menyatakan penjualannya telah naik empat kali lipat.
Tokopedia pun berencana menggunakan pendanaan ini untuk mengembangkan teknologinya guna memungkinkan lebih banyak UKM dan penjual independen untuk masuk ke platform-nya. Di sisi konsumen, Tokopedia juga tengah mengembangkan layanan dan produk keuangan.
CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan pihaknya tak memiliki rencana untuk berekspansi ke luar Indonesia.
"Kami tidak memiliki rencana untuk berekspansi ke luar Indonesia saat ini. Kami akan menaikkan pangsa pasar kami di Indonesia hingga dua kali lipat untuk menjangkau seluruh wilayah di Indonesia kami tercinta," sebut William melalui surel.
Hingga saat ini, pendanaan terbesar yang berhasil diraih oleh Tokpedia yakni series F dan G yang masing-masing menggelontorkan 1,1 miliar dollar AS kepada e-commerce yang identik dengan warna hijaunya ini. Melansir dari Cruchbase, Tokpedia telah mengumpulkan total pendanaan 2,4 miliar dollar AS.
Sepertinya, Bukalapak adalah start up unicorn yang tidak terlalu gencar mencari pendanaan di tahun 2018. Dikutip dari situs Cruchbase, Bukalapak terakhir kali mendapat putaran pendanaan Series C pada 17 November 2018 dengan nilai yang tidak disebutkan.
Putaran pendanaan yang dilakukan tahun lalu tersebut pun tidak dijelaskan siapa investornya. Yang pasti, dalam Cruchbase, hingga saat ini Bukalapak baru lima kali mendapat putaran pendanaan. Salah satunya dari EMTEK Group tahun 2015 silam.